Peringatan Kemerdekaan Tinggal Hitungan Hari, Ini Jenis Lomba yang Miliki Makna Mendalam

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Senin, 11 Agustus 2025 | 13:30 WIB
Dua bocah mengikuti lomba memasukan air kedalam botol dengan mata tertutup di Jalan Menteng Jaya, Jakarta, Sabtu (09/08/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Dua bocah mengikuti lomba memasukan air kedalam botol dengan mata tertutup di Jalan Menteng Jaya, Jakarta, Sabtu (09/08/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com -  ​​Sebentar lagi peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tiba. Masyarakat Indonesia mayoritas sudah sibuk dengan mendekor wilayah tempatnya tinggal, memasang atribut kemerdekaan untuk menambah semarah dan lainnya. 

Berikut lomba 17 Agustus yang punya makna historis

Berikut beberapa lomba khas 17 Agustus yang masih lestari hingga kini, lengkap dengan latar sejarahnya:

1. Balap Karung

Lomba ini punya akar sejarah dari masa penjajahan Jepang, ketika rakyat kekurangan pakaian dan harus menggunakan karung goni sebagai alternatif. Kini, balap karung menjadi perlombaan lucu dan seru yang menyatukan tawa warga sekaligus mengingatkan akan masa sulit dahulu.

2. Makan Kerupuk

Di masa penjajahan, kerupuk adalah makanan murah yang mudah didapat. Lomba makan kerupuk menjadi simbol dari perjuangan rakyat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Kini, lomba ini menjadi ikon kemerdekaan yang menghibur dan selalu ditunggu-tunggu.

3. Tarik Tambang

Melambangkan gotong royong dan kekuatan kolektif, tarik tambang menggambarkan pentingnya kebersamaan untuk mencapai tujuan bersama, seperti semangat perjuangan kemerdekaan itu sendiri.

4. Panjat Pinang

Awalnya, tradisi ini dibawa oleh Belanda untuk menghibur rakyat jajahan. Namun kini, panjat pinang telah direbut maknanya oleh rakyat sebagai bentuk keseruan dan kerja sama demi meraih hadiah yang tergantung di puncak batang pinang.

5. Balap Bakiak

Permainan tradisional ini menekankan pentingnya koordinasi dan kekompakan. Dalam lomba bakiak, kemenangan hanya bisa diraih jika semua peserta bergerak seirama, refleksi dari nilai persatuan bangsa.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: