Transformasi Digital Jadi Kunci Target Ekonomi 8% di 2029, Ini Kata Para Pelaku Industri

Oleh: Imantoko Kurniadi
Selasa, 26 Agustus 2025 | 19:48 WIB
Suasana diskusi bertajuk "Sinergi Lintas Industri Mendorong Digitalisasi dan Kemajuan Ekonomi", Selasa 26 Agustus 2025. (BeritaNasional/Iman)
Suasana diskusi bertajuk "Sinergi Lintas Industri Mendorong Digitalisasi dan Kemajuan Ekonomi", Selasa 26 Agustus 2025. (BeritaNasional/Iman)

BeritaNasional.com -  Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029 membidik pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen pada tahun 2029, sebuah ambisi yang belum pernah tercapai dalam tiga dekade terakhir.

Target tersebut menjadi landasan besar untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju di usia 100 tahun kemerdekaannya.

Untuk mengejar angka tersebut, investasi di sektor teknologi digital menjadi mutlak. Perusahaan-perusahaan besar dari berbagai sektor pun menunjukkan langkah nyata dengan memperkuat kolaborasi dan inovasi lintas bidang.

Dari sektor telekomunikasi, Telkomsel menunjukkan bagaimana pemanfaatan data analytics bisa membantu mitra bisnis ritel dalam mengambil keputusan yang lebih presisi.

“Kami juga memiliki alat yang membantu ritel, misalnya dalam hal ini Indomaret atau Alfamart mau membuka toko baru, maka kami bisa mendeteksi apakah daerah yang dituju itu layak atau tidak, potensial atau tidak,” ungkap Jockie Heruseon, VP Corporate Strategy, Innovation, Sustainability & Marketing Telkomsel, dalam diskusi bertajuk "Sinergi Lintas Industri Mendorong Digitalisasi dan Kemajuan Ekonomi" yang digelar di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa, (26/8/2025).

Tak hanya berhenti di sektor ritel, teknologi juga menjangkau industri lainnya. ZTE Indonesia menjadi contoh perusahaan yang memperluas sinergi tidak hanya dengan operator seluler, tapi juga dengan pelaku di sektor pertambangan hingga otomotif.

“Kami sudah berkolaborasi lintas industri, tidak hanya ke operator seluler untuk akses radio jaringan tetapi juga ke ranah dunia pertambangan bahkan otomotif,” jelas Iman Hirawadi, Principal Telecom Architect and Business Consultant ZTE Indonesia.

Internet Merata Butuh Regulasi yang Jelas

Di tengah percepatan digital, pemerataan infrastruktur internet masih menjadi pekerjaan rumah yang besar. Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, menyoroti pentingnya pengaturan dalam distribusi penyedia layanan internet (ISP), agar tidak hanya terkonsentrasi di Jawa dan Bali.

“Sinergi perlu untuk kami lakukan supaya pemanfaatan internet di Indonesia ini makin merata. Tetapi perlu juga adanya regulasi supaya jumlah ISP ini tidak bertumpuk dan hanya ada di Pulau Jawa maupun Bali,” kata Arif.

Menurutnya, saat ini anggota APJII sudah mencapai ribuan. Tanpa regulasi yang tepat, persaingan antar ISP bisa berubah menjadi ajang perang tarif yang merugikan banyak pihak.

“Sinergi perlu dilakukan supaya internet merata. Regulasi juga penting agar persaingan tarif tidak merugikan anggota,” tegasnya.

SDM Digital Jadi Kunci, Pemerintah dan Swasta Bergerak

Tak kalah penting, pengembangan talenta digital menjadi tantangan strategis yang harus diatasi bersama. Kementerian ATR/BPN, misalnya, mengakui kebutuhan tenaga digital yang mendesak di lingkungan kerjanya.

“Di Kementerian, kita butuh talenta digital dan untuk memindahkan orang yang mumpuni harus ada nota dinas dan terkadang nota dinas ini lama balasannya. Maka kita beberapa kali membuka lowongan CASN dan juga menggandeng konsultan untuk memaksimalkan talenta digital,” ungkap Mulyadi, Kabid Pengelolaan Data dan Informasi ATR/BPN.

Di sisi swasta, pendekatan inovatif dilakukan oleh Agate, perusahaan pengembang gim asal Bandung. CEO-nya, Shieny Aprilia, menjelaskan bagaimana pihaknya melibatkan anak muda dalam berbagai proyek digital.

“Saat bersinergi, misalnya saja dengan Astra, mereka meminta kami membuatkan game untuk proses rekrutmen. Game ini tentang pemecahan masalah sehingga yang terpilih nantinya benar-benar kompeten di bidangnya,” jelas Shieny.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: