Macron Bantah Tuduhan Netanyahu soal Antisemitisme, Pertegas Dukungan untuk Palestina

BeritaNasional.com - Presiden Prancis Emmanuel Macron membantah tuduhan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengenai meningkatnya antisemitisme di Prancis.
Dilansir dari Xinhua News pada Rabu (27/8/2025), Macron menegaskan dalam sebuah surat terbuka bahwa perjuangan melawan antisemitisme tidak boleh dijadikan senjata.
Surat Macron ini merupakan respons atas surat Netanyahu pada 17 Agustus 2025. Dalam suratnya, Netanyahu menuduh Macron telah memicu gerakan antisemitisme karena berencana mengakui Palestina pada September 2025.
Menanggapi tuduhan tersebut, Macron menjelaskan bahwa rencananya tersebut adalah langkah menuju perdamaian.
"Tekad kami untuk memastikan rakyat Palestina memiliki negara berakar pada keyakinan kami bahwa perdamaian abadi sangat penting bagi keamanan Negara Israel," tulis Macron.
Dia menambahkan bahwa perdamaian jangka panjang hanya dapat dicapai melalui pembentukan negara Palestina yang berdaulat dan didemiliterisasi, yang mengakui keberadaan Israel dan haknya untuk hidup aman.
Terkait serangan darat Israel di Gaza, Macron memperingatkan Netanyahu bahwa tindakan tersebut akan memengaruhi kehidupan rakyat Israel selama beberapa dekade dan menimbulkan "biaya yang tidak tertahankan" bagi warga Palestina.
Macron juga menegaskan bahwa pendudukan Gaza, pemindahan paksa warga Palestina, penerapan kelaparan, serta pidato-pidato yang penuh kebencian tidak akan pernah membawa kemenangan abadi bagi Israel.
"Pendudukan Gaza, pemindahan paksa warga Palestina, penerapan kelaparan yang disengaja, pidato-pidato yang penuh kebencian dan merendahkan martabat manusia, dan aneksasi Tepi Barat tidak akan pernah menghasilkan kemenangan abadi bagi Israel," tegasnya.
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 21 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu