Jangan Abai, Cara Makan Pengaruhi Kesehatan

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 29 Agustus 2025 | 09:30 WIB
Ilustrasi makan bersama (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi makan bersama (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Kamu kebiasaan makan tergesa-gesa yang penting kenyang karena aktivitas padat?

Kebiasaan makan bisa memengaruhi kesehatan tubuh, lho. Banyak orang sering terburu-buru makan karena jadwal padat, sementara yang lain memilih menikmati makanan dengan perlahan.

Lalu mana sih yang lebih sehat, makan cepat atau perlahan?

Melansir laman Halodoc, cara kamu makan memengaruhi sistem pencernaan, berat badan, hingga risiko penyakit tertentu.

1. Apa yang dimaksud makan cepat dan makan lambat atau perlahan?

Makan cepat biasanya berarti menghabiskan makanan dalam waktu kurang dari 10 menit. Orang yang terbiasa makan cepat cenderung mengunyah lebih sedikit dan langsung menelan makanan.

Sementara itu, makan lambat berarti menghabiskan makanan dalam waktu 20–30 menit. Saat makan lambat, kamu memberi kesempatan tubuh untuk mengunyah dengan baik dan memberi sinyal kenyang ke otak.

2. Manfaat Makan Lambat bagi Tubuh

Banyak penelitian membuktikan makan lambat punya dampak positif bagi kesehatan. Jadi, ketika membahas makan cepat atau makan lambat, mana lebih sehat, jawabannya lebih condong ke makan lambat. Beberapa manfaatnya antara lain:

3. Membantu kontrol berat badan

Makan lambat memberi waktu bagi hormon leptin (hormon kenyang) untuk bekerja. Hasilnya, kamu cenderung tidak makan berlebihan.

4. Meningkatkan pencernaan

Dengan mengunyah lebih lama, makanan jadi lebih mudah diurai oleh enzim pencernaan. Hal ini mengurangi risiko kembung, refluks, atau gangguan lambung.

5. Mengurangi risiko sindrom metabolik

Studi menunjukkan bahwa orang yang makan terlalu cepat lebih berisiko mengalami obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.

6. Menikmati rasa makanan lebih baik

Saat makan lambat, kamu lebih bisa menikmati aroma, rasa, dan tekstur makanan, sehingga pengalaman makan jadi lebih menyenangkan.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: