3 Poin Utama dalam Gencatan Senjata Israel-Hamas, Simak Selengkapnya!

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 10 Oktober 2025 | 09:45 WIB
Ilustrasi tentara Israel. (Foto/www.idf.il)
Ilustrasi tentara Israel. (Foto/www.idf.il)

BeritaNasional.com -  Setelah tiga hari negosiasi tidak langsung yang intens di Mesir, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Kamis (9/10/2025) waktu setempat mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama dari rencana perdamaian 20 poin yang diluncurkan pekan lalu.

Dilansir dari BBC News pada Jumat (10/10/2025), pengumuman ini datang dua tahun dan dua hari setelah serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023. Peristiwa tersebut memicu serangan militer besar-besaran Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 67.100 orang.

Pemerintah Israel telah menyetujui gencatan senjata Gaza dan rencana pembebasan sandera pada Jumat pagi, sebagaimana dikonfirmasi oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Berikut adalah poin-poin kunci yang telah disepakati dan langkah-langkah yang akan segera dilakukan dalam fase pertama perjanjian:

Poin-Poin Utama Tahap Pertama Gencatan Senjata

1. Gencatan Senjata dan Penarikan Pasukan

Pemberlakuan Gencatan Senjata: Setelah disetujui resmi oleh kabinet Israel, gencatan senjata diperkirakan akan segera berlaku, dengan laporan media Israel menunjukkan hal ini akan terjadi dalam waktu 24 jam setelah persetujuan.

Penarikan Pasukan Israel: Militer Israel akan segera mundur ke garis yang telah disepakati, yang akan membuat mereka mengendalikan sekitar 53% wilayah Jalur Gaza. Ini adalah tahap pertama dari tiga tahap penarikan pasukan Israel yang direncanakan.

Trump menegaskan, ini adalah langkah awal menuju "Perdamaian yang Kuat, Tahan Lama, dan Abadi."

2. Pertukaran Sandera dan Tahanan

Pembebasan Sandera: Hitungan mundur 72 jam akan dimulai, di mana Hamas harus membebaskan 20 sandera yang diyakini masih hidup.

Pemulangan Jenazah: Jenazah 28 sandera yang telah meninggal akan dipulangkan.

Pembebasan Tahanan Palestina: Israel akan membebaskan sekitar 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup, ditambah 1.700 tahanan dari Gaza.

Pengecualian: Salah satu tahanan paling terkenal, Marwan Barghouti, dipastikan tidak akan dibebaskan dalam pertukaran ini.

Jenazah Warga Gaza: Israel juga akan mengembalikan jenazah 15 warga Gaza untuk setiap pemulangan jenazah sandera Israel.

3. Bantuan Kemanusiaan dan Pengawasan

Peningkatan Bantuan: Ratusan truk yang membawa bantuan kemanusiaan akan mulai memasuki Gaza, tempat terjadinya kelaparan yang dikonfirmasi.

Target Pengiriman: Rencana Trump menetapkan pengiriman 600 muatan truk setiap hari. Sumber Palestina menyebut pengiriman harian awal minimum adalah 400 truk dan akan bertambah secara bertahap.

Pasukan Pengawasan: Pasukan multinasional yang terdiri dari sekitar 200 tentara akan memantau gencatan senjata. Pasukan tersebut kemungkinan besar berasal dari Mesir, Qatar, Turki, dan UEA, dan akan diawasi oleh militer AS (namun tidak akan ada pasukan AS di Gaza).

Tantangan Berat Menanti di Fase Selanjutnya

Fase pertama ini akan diikuti oleh negosiasi mengenai rincian tahap-tahap selanjutnya, yang diperkirakan akan jauh lebih sulit disepakati. Rencana 20 poin Trump mencakup poin-poin yang bisa menjadi sumber perselisihan besar:

Demiliterisasi Gaza: Gaza akan didemiliterisasi dan semua "infrastruktur militer, teror dan ofensif" akan dihancurkan. Hamas sebelumnya menolak meletakkan senjata kecuali setelah negara Palestina berdiri.

Pemerintahan Pasca-Perang: Gaza akan diperintah oleh komite transisi sementara yang terdiri dari teknokrat Palestina, yang diawasi oleh "Dewan Perdamaian" pimpinan Donald Trump dan Tony Blair.

Peran Hamas: Hamas tidak akan memiliki peran masa depan dalam pemerintahan Gaza. Anggota Hamas akan ditawari amnesti jika berkomitmen pada koeksistensi damai, atau diberikan perjalanan aman ke negara lain.

Penarikan Total Pasukan: Israel akan melakukan penarikan pasukan lebih lanjut (ke sekitar 40%, lalu 15%), tetapi tidak ada batas waktu yang jelas untuk penarikan penuh Israel, yang kemungkinan akan dipermasalahkan oleh Hamas.

Guterres, PBB, telah menyambut baik terobosan ini dan mendesak semua pihak untuk memanfaatkan peluang ini guna membangun jalur politik yang kredibel menuju solusi dua negara.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: