Sekjen PBB Dorong Dewan Keamanan Alihkan Dana Perang untuk Perdamaian Global

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 25 Oktober 2025 | 17:30 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Foto/un.org)
Sekjen PBB Antonio Guterres. (Foto/un.org)

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, pada hari Jumat waktu setempat, menyampaikan permohonan tegas kepada Dewan Keamanan (DK) PBB. Ia mendesak agar sumber daya yang selama ini sering dihabiskan untuk mendanai peperangan, dialihkan untuk tujuan pembangunan dan perdamaian global.

Permintaan ini disampaikan Guterres dalam Debat Terbuka Dewan Keamanan mengenai masa depan PBB, yang bertepatan dengan peringatan 80 tahun berdirinya badan dunia tersebut. Guterres hadir dan berpidato melalui tautan video dari Hanoi.

Mengawali pidatonya, Sekjen PBB menceritakan anekdot bersejarah. Pada musim semi 1946, sebelum pemungutan suara pertama, di dalam kotak suara Dewan Keamanan ditemukan secarik kertas. Pesan itu berasal dari pembuat kotak, seorang mekanik lokal New York bernama Paul Antonio, yang menuliskan harapannya akan perdamaian abadi di seluruh dunia.

"Catatan sederhana itu mengingatkan kita mengapa Dewan Keamanan ada: untuk rakyat—rakyat yang tulus dan penuh harapan, yang selama delapan dekade terakhir telah menaruh kepercayaan mereka pada lembaga ini untuk menyelamatkan mereka dari bencana perang," ujar Guterres yang dikutip dari Xinhua News pada Sabtu (25/10/2025).

Hormati Kepercayaan Rakyat

Guterres menegaskan bahwa hak istimewa untuk duduk di meja DK PBB membawa kewajiban besar, terutama untuk menghormati kepercayaan rakyat dunia.

"Keistimewaan untuk duduk di meja ini membawa kewajiban, terutama, untuk menghormati iman rakyat. Dan untuk menyalurkan sumber daya yang begitu sering dihabiskan untuk perang demi tujuan pembangunan dan perdamaian," tegasnya.

Ia mengakui, dalam delapan dekade, Dewan Keamanan telah menjalankan tugasnya dengan mencegah kekacauan perang besar. Namun, di saat yang sama, legitimasinya kini rapuh.

"Terlalu sering kita menyaksikan anggota badan ini bertindak di luar prinsip-prinsip Piagam (PBB)—prinsip-prinsip yang telah kita sepakati bersama sebagai negara berdaulat," kritik Guterres.

Pelanggaran prinsip ini tidak hanya menghambat tindakan saat itu juga, tetapi juga mengikis kepercayaan terhadap seluruh proyek PBB dan menempatkan dunia dalam bahaya besar. "Ketika satu negara melanggar aturan, negara lain merasa mereka memiliki izin untuk melakukan hal yang sama. Dan sejarah memberi tahu kita, dengan kejelasan yang brutal, ke mana jalan itu mengarah," tambahnya.

Reformasi Mendesak: Beri Afrika Suara Tetap

Lebih lanjut, Guterres menyerukan reformasi Dewan Keamanan yang krusial dan sudah lama tertunda demi menjaga ketertiban dan keamanan global, termasuk perluasan keanggotaan.

Ia mencontohkan Afrika, benua yang menjadi lokasi hampir setengah dari semua misi penjaga perdamaian PBB, namun tidak memiliki suara tetap di Dewan Keamanan.

"Waktunya telah tiba untuk membuka pintu-pintu Ruang Dewan Keamanan dan membiarkan masuknya cahaya, karena tanpa Dewan Keamanan yang sesuai dengan tujuannya, dunia berada dalam bahaya besar," pungkas Guterres.

Sebagai penutup, ia kembali mengingatkan para anggota dewan akan kepercayaan yang diemban. "Saya mendesak Anda: hargai kepercayaan itu, jadikan ruangan ini layak untuk harapan setiap pria, wanita, dan anak-anak."sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: