Rakor MBG, Sertifikasi Juru Masak hingga Alat Sterilisasi Food Tray Jadi Fokus Evaluasi

Oleh: Lydia Fransisca
Senin, 27 Oktober 2025 | 19:13 WIB
Rakor evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ancol, Jakarta Utara, pada Senin (27/10/2025). (BeritaNasional/Lydia)
Rakor evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ancol, Jakarta Utara, pada Senin (27/10/2025). (BeritaNasional/Lydia)

BeritaNasional.com -  Badan Gizi Nasional (BGN) menggelar rapat koordinasi (rakor) evaluasi pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Ancol, Jakarta Utara, pada Senin (27/10/2025).

Kegiatan ini dihadiri Kepala Regional dan Koordinator Wilayah BGN dari 38 provinsi untuk membahas langkah-langkah perbaikan pelaksanaan program di lapangan.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa rapat tersebut bertujuan menekan potensi masalah dalam pelaksanaan MBG serta memastikan seluruh standar operasional berjalan sesuai target.

“Kita ingin melakukan kegiatan-kegiatan yang meminimalisir kejadian menonjol, sehingga target kita, yaitu zero kejadian, bisa tercapai,” kata Dadan.

Dalam kesempatan itu, Dadan menyebutkan sejumlah hal yang menjadi fokus evaluasi.

Pertama, BGN akan menyesuaikan jumlah penerima manfaat di tiap Satuan Pelaksana Program Gizi (SPPG) agar distribusi lebih efektif.

Selain itu, BGN juga akan mewajibkan setiap SPPG memiliki juru masak bersertifikat guna meningkatkan efisiensi dan keamanan proses penyajian makanan.

“Kita minta agar setiap SPPG memiliki juru masak bersertifikat karena dari pengalaman, cara kerja dengan juru masak bersertifikat lebih efisien dan cepat,” ujar Dadan.

Aspek lain yang menjadi perhatian adalah uji cepat atau rapid test terhadap bahan baku makanan untuk mencegah risiko keracunan.

Dadan mencontohkan praktik di Jepang yang telah berlangsung selama 100 tahun, di mana sebagian besar masalah disebabkan oleh bahan baku yang tidak lolos uji.

“Pengalaman Jepang yang sudah 100 tahun, 90 persen kejadian berasal dari bahan baku. Kita juga ingin menguji hasil masakan sebelum dibagikan kepada penerima manfaat,” jelasnya.

Selain itu, BGN akan menstandarkan penggunaan alat sterilisasi food tray di seluruh SPPG serta memastikan kualitas air yang digunakan memenuhi standar kesehatan.

“Kita juga meminta seluruh SPPG memiliki alat sterilisasi food tray yang bisa mengeringkan tray dalam waktu 3 menit dengan suhu 120 derajat agar lebih steril,” ucap Dadan.

“Kita minta seluruh SPPG menggunakan air yang sudah bersertifikat, baik air kemasan maupun air isi ulang yang memiliki sertifikasi,” lanjutnya.

Dadan menambahkan, rakor juga membahas percepatan pembangunan SPPG baru agar dapat mencapai 25.400 unit pada akhir Desember 2025. Langkah ini dilakukan untuk mengejar target 82,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.

“Jadi hari ini kita kumpulkan semua pihak karena target ini harus dicapai. Kita berikan motivasi, semangat, sekaligus sosialisasi SOP terbaru yang akan segera diterapkan,” tandasnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: