Soeharto Dinilai Layak Dihargai sebagai Pahlawan Nasional, Ini Alasannya
BeritaNasional.com - Wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden Kedua RI, Soeharto, kembali mengemuka.
Ketua Bidang Politik Dewan Pimpinan Pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPP KNPI), Razikin Juraid, menegaskan bahwa isu ini seharusnya dilihat dalam kerangka penilaian sejarah yang utuh dan berimbang, jauh dari kontroversi semata.
Menurut Razikin yang juga menjabat sebagai Presiden Keluarga Mahasiswa Magister Ilmu Hukum (KMMIH) Universitas Gadjah Mada (UGM) Kampus Jakarta, Soeharto adalah sosok sentral yang meletakkan fondasi penting bagi kemajuan Indonesia modern.
Jasa Besar Soeharto dalam Membentuk Fondasi Bangsa
Razikin Juraid menyoroti beberapa capaian krusial yang dicapai Indonesia di bawah kepemimpinan Soeharto selama Orde Baru:
Stabilitas dan Swasembada Pangan: Indonesia berhasil keluar dari krisis politik dan ekonomi pasca-1965, menegakkan stabilitas nasional, dan mencapai swasembada pangan—sebuah prestasi global yang diakui dunia.
Pembangunan Berkesinambungan: Melalui Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) dan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Soeharto meletakkan dasar ekonomi yang kuat dan terstruktur, menjadi pedoman pembangunan hingga dekade-dekade berikutnya.
Ketahanan Nasional: Soeharto dianggap mampu menjaga keutuhan bangsa di tengah ancaman perpecahan dan dinamika geopolitik yang kompleks pada masa Perang Dingin.
Visi Pragmatis: Keberhasilannya dalam menciptakan ketahanan pangan dan menurunkan angka kemiskinan di era awal Orde Baru mencerminkan kepemimpinan yang visioner, pragmatis, dan berorientasi pada hasil.
"Soeharto telah memberikan arah, struktur, dan sistem yang membawa Indonesia pada fase pembangunan nasional yang paling panjang dan konsisten," ujar Razikin, dikutip dari keterangannya pada Minggu (9/11/2025).
Momentum Rekonsiliasi Sejarah
Razikin menambahkan bahwa pemberian gelar Pahlawan Nasional tidak boleh dimaknai sebagai upaya menutup mata terhadap sisi kelam masa pemerintahannya. Sebaliknya, hal ini harus dilihat sebagai langkah rekonsiliasi sejarah bangsa.
"Pengakuan terhadap jasa besar sekaligus refleksi atas perjalanan panjang demokrasi Indonesia. Dalam sejarah bangsa mana pun, pahlawan sejati bukanlah sosok tanpa cela, melainkan mereka yang meninggalkan jejak abadi bagi kemajuan rakyat dan negara," tegasnya.
Ia berharap wacana ini menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk menilai sejarah dengan jernih, menempatkan jasa dan kekurangan Soeharto dalam proporsinya masing-masing, serta mengambil pelajaran berharga bagi masa depan kepemimpinan nasional.
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
BUDAYA | 6 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 11 jam yang lalu






