Polda Metro Lanjutkan Pemeriksaan, Sita Barang Bukti Ledakan SMAN 72
BeritaNasional.com - Polda Metro Jaya masih terus mendalami kasus ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta Utara (Jakut) dengan mengambil keterangan saksi dan mengumpulkan barang bukti.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Budi Hermanto, menjelaskan bahwa untuk kegiatan hari ini setidaknya ada 46 siswa yang diperiksa sejalan dengan observasi yang dilakukan Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor).
“Kegiatan penyidik hari ini: pemeriksaan saksi anak 46 orang, paralel dengan giat observasi dari Apsifor,” ujar Budi saat dihubungi, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan lain, lanjut Budi, adalah penyitaan barang bukti (BB) dampak ledakan dari tubuh para korban yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih.
“Lanjutan penyitaan BB dari tubuh korban di RSIJ,” sebutnya.
Sementara itu, untuk siswa berinisial F yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH) selaku pelaku ledakan, Budi mengatakan bahwa keterangannya telah diambil dua hari lalu.
“Diminta keterangan dua hari lalu. Hari ini yang diambil keterangan adalah saksi anak (sebanyak 46 orang),” ujarnya.
Meski begitu, Budi mengatakan bahwa F sampai saat ini masih terus dipantau proses pemulihannya. Meskipun sudah sadar, kondisinya belum pulih sepenuhnya.
“ABH kondisi sudah sadar, tetapi masih belum bisa diminta keterangan karena masih dalam masa pemulihan,” jelas Budi.
Sebagaimana diketahui, peristiwa ledakan itu terjadi pada Jumat (7/11/2025) saat khotbah salat Jumat. Diketahui, hingga kini terdapat total 96 orang yang menjadi korban ledakan, termasuk pelaku yang telah ditetapkan sebagai anak berkonflik dengan hukum (ABH).
Sementara itu, 68 orang di antaranya telah diperbolehkan menjalani rawat jalan. Sedangkan 28 korban lainnya masih menjalani perawatan, dengan rincian 13 orang di RS Islam Cempaka Putih, 1 orang di RS Polri, dan 14 orang di RS Yarsi.
Para korban turut terdampak akibat ledakan di dua lokasi kejadian. Pertama, di dalam masjid menggunakan dua peledak dengan mekanisme remote jarak jauh.
Kemudian, dua ledakan dan dua bom yang tidak meledak ditemukan di bank sampah, sementara sisa bom tidak meledak ditemukan di taman baca dengan mekanisme sumbu.
Sedangkan dari latar belakang F selaku anak berkonflik dengan hukum, diketahui bahwa yang bersangkutan dikenal sebagai pribadi tertutup dan jarang bergaul. Sampai akhirnya muncul dorongan melakukan tindakan ekstrem akibat pengaruh dari media sosial.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 6 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu





