Vladimir Putin Terpilih Jadi Presiden Rusia Kelima Kalinya

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Selasa, 19 Maret 2024 | 14:28 WIB
Putin terpilih jadi presiden kelima Rusia (Foto/Inst Vladimir Putin Official)
Putin terpilih jadi presiden kelima Rusia (Foto/Inst Vladimir Putin Official)

Indonesiaglobe.id - Kini Putin memenangkan 87% dari total suara. Hasil ini melebihi rekor Putin pada pemilu sebelumnya, yakni 76,7%. 

Namun banyak pemimpin Barat mengecam pemilu yang mereka sebut tidaklah bebas maupun adil, termasuk Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang menyebut Putin sebagai diktator.

Putin, 71 tahun, pertama kali terpilih sebagai orang nomor satu Rusia pada 1999. Kini, dia sudah menjadi pemimpin Rusia yang berkuasa paling lama sejak Joseph Stalin. Putin juga bisa melewati rekor diktator Soviet itu.

"Putin tahu bagaimana cara menekan segala jenis diskusi politik di Rusia," jelas Andrei Soldatov, seorang jurnalis Rusia.

Hanya tiga kandidat lain yang namanya muncul di kertas suara pada pemilu 2024 di Rusia. Tidak satu pun dari mereka merupakan lawan berarti bagi Putin. Ketiganya secara eksplisit mendukung Putin dan perang di Ukraina.

Dikutip dari BBC Indonesia, meski level sanksi yang dijatuhkan terhadap Rusia menyusul invasi Ukraina lebih tinggi dari yang sudah-sudah, Rusia tetap menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di Eropa. Ini hal yang mengejutkan banyak ekonom.

"Ekonomi berfungsi dengan baik mengingat faktor-faktor yang ada. Ini membuat Putin populer karena dia lagi-lagi menempatkan dirinya sebagai seseorang yang mampu melawan Barat dan serangan mereka terhadap ekonomi Rusia," ujar koresponden bisnis BBC Rusia, Alexey Kalmykov.
 Vladimir Putin memenangkan pemilu presiden Rusia untuk kelima kalinya. Ia merintis jalan untuk memimpin negara sampai setidaknya tahun 2030. Dalam pidato kemenangannya, Putin membuat Rusia bisa lebih makmur dengan menjadi lebih kuat dan efektif.

Alih-alih menyusut seperti dugaan banyak orang, ekonomi Rusia meningkat sebanyak 2.6%, menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF).

Angka ini diraih Rusia kendati dihajar sanksi Barat, termasuk pembekuan aset senilai 300 milliar dollar AS (sekitar Rp4.714,8 triliun).

Namun, sanksi-sanksi ini tidak diterapkan secara unilateral dari penjuru global. Ini membuat Rusia bisa berdagang bebas dengan negara-negara seperti China, India, dan Brasil, sementara negara tetangga termasuk Kazakhstan dan Armenia membantu Rusia memotong sanksi Barat.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: