Ransomware Hantui Sektor Bisnis di Asia Tenggara, Indonesia Terancam!

Oleh: Imantoko Kurniadi
Senin, 22 April 2024 | 10:00 WIB
Ilustrasi serangan siber. (Foto/Freepik)
Ilustrasi serangan siber. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Sebanyak 287.413 insiden ransomware terdeteksi solusi keamanan siber Kaspersky, untuk bisnis di Asia Tenggara (SEA) dari Januari hingga Desember 2023.

Alasan dibalik evolusi ini terletak pada kemampuan pelaku untuk beroperasi dengan efisiensi yang lebih besar, sehingga memungkinkan mereka untuk meminta jumlah uang tebusan yang jauh lebih tinggi.

Ransomware yang menyasar bisnis di Asia Tenggara tahun lalu merupakan yang tertinggi di Thailand dengan 109.315 insiden yang diblokir oleh Kaspersky. 

Indonesia mengikuti dengan 97.226 serangan ransomware dan Vietnam dengan 59.837 serangan. Filipina berada di urutan keempat dengan 15.312 enkripsi berbahaya, diikuti oleh Malaysia dengan 4.982, dan Singapura dengan 741.

Tahun lalu, ransomware selalu menjadi topik berita utama di Asia Tenggara. Insiden-insiden penting melibatkan sebuah bank di Indonesia, perusahaan asuransi kesehatan masyarakat di Filipina, sistem transportasi kereta api umum di Malaysia, hotel dan kasino terkenal di Singapura, konglomerat media terbesar di Thailand, dan sebuah perusahaan energi di Vietnam.

“Terbukti bahwa pelaku ancaman di balik serangan ransomware menyasar semua sektor di Asia Tenggara. Jumlah total upaya yang dilakukan mungkin lebih sedikit, namun organisasi perlu menyadari dampak nyata dari setiap infeksi ransomware yang berhasil, baik dari segi finansial maupun reputasi," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara dan Asia Emerging Economies di Kaspersky, dikutip dari keteranganya, Senin (22/4/2024).

"Sangat penting bagi dunia bisnis untuk mempertimbangkan teknologi keamanan siber yang memberikan efektivitas anti-ransomware mutlak dalam pengujian pihak ketiga. Karena tidak semua solusi keamanan siber diciptakan sama,” ucapnya lebih lanjut.

Untuk memerangi ransomware dan membantu mereka yang terkena dampaknya, Kaspersky, bersama Europol, Kepolisian Nasional Belanda, dan lainnya memiliki inisiatif No More Ransom, yang diluncurkan pada 2016. 

Di situs resminya, para peserta menyediakan alat dekripsi, pedoman, dan instruksi untuk melaporkan kejahatan siber, apa pun yang terjadi dari lokasi kejadian.

Pada akhir 2023, Kaspersky menandai ulang tahun ketujuh sebagai kontributor utama inisiatif No More Ransom. 

Periode ini sekaligus menunjukkan perluasan akses ke alat dekripsi gratis Kaspersky, sejalan dengan komitmennya untuk memerangi ransomware. Alat-alat ini menargetkan 39 jenis ransomware, telah menjadi bagian integral dalam membantu hampir 2 juta korban secara global, seperti yang dilaporkan oleh Europol, yang menggarisbawahi dampak besar dari inisiatif No More Ransom.
 sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: