Harga Makan Bergizi Gratis Bergantung pada Ketersediaan Bahan Baku di Berbagai Daerah

Oleh: Imantoko Kurniadi
Jumat, 19 Juli 2024 | 21:28 WIB
Klarifikasi dari Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran terkait Program Makan Bergizi Gratis 2025. (BeritaNasional/Tangkapan Layar)
Klarifikasi dari Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran terkait Program Makan Bergizi Gratis 2025. (BeritaNasional/Tangkapan Layar)

BeritaNasional.com - Kabar mengenai anggaran untuk makan siang bergizi gratis Rp 7.500 rupiah kini menjadi sorotan, terutama karena ini merupakan salah satu program unggulan pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Anggota Gugus Tugas Sinkronisasi Prabowo-Gibran Bidang Komunikasi, Hasan Nasbi, menegaskan bahwa isu mengenai anggaran tersebut hanyalah spekulasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Sejauh ini, yang dapat kami pastikan adalah alokasi anggaran untuk program makan siang bergizi gratis sebesar Rp 71 triliun pada tahun 2025," ujar Nasbi.

"Pesan dari Pak Prabowo, presiden terpilih, adalah agar program ini memenuhi standar kecukupan gizi. Ini adalah syarat utama. Selain itu, penerima manfaat harus dioptimalkan. Dana yang tersedia sebesar Rp 71 triliun, dan tim ahli sedang melakukan proyek percontohan serta uji coba untuk menemukan formula terbaik. Hasil riset ini akan menentukan harga akhir," katanya lebih lanjut.

Kemudian harga nantinya tidak terlepas ditentukan berdasarkan saran para ahli gizi, dan saat ini belum mencapai tahap tersebut. Penting untuk dicatat bahwa harga akan bergantung pada jenis dan ketersediaan bahan baku di berbagai daerah.

"Jadi, menu dan harga akan berbeda-beda sesuai dengan ketersediaan pangan di masing-masing daerah dan kebutuhan gizi yang harus dipenuhi. Harga akan ditentukan kemudian," jelas Nasbi.

Lebih lanjut, Nasbi menjelaskan bahwa tim ahli tersebut saat ini sedang melakukan uji coba. "Ini berdasarkan riset yang sedang berjalan, termasuk evaluasi dan perbaikan. Hasil akhir, termasuk harga, akan ditentukan setelah riset selesai," ujarnya.

Oleh karena itu, spekulasi yang beredar dianggap tidak akurat dan hanya menimbulkan kebingungan.

"Fokus tim kami adalah memastikan program ini berjalan dengan baik sesuai dengan standar gizi dan anggaran yang ada,"  tutupnya.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: