Apa Itu PIN Polio? Pengertian, Manfaat, dan Pelaksanaannya

Oleh: Tarmizi Hamdi
Selasa, 23 Juli 2024 | 16:10 WIB
Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada seorang anak saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di TKN Tegal, Jakarta, Selasa (23/7/2024).(BeritaNasional.com/Oke Atmaja)
Petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada seorang anak saat pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio di TKN Tegal, Jakarta, Selasa (23/7/2024).(BeritaNasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - PIN Polio adalah Pekan Imunisasi Nasional Polio yang diperuntukkan bagi bayi yang baru lahir, yaitu usia 0-7 tahun. Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin imunisasi tetes dan suntik.

Manfaat Imunisasi Polio di PIN Polio

Pemberian imunisasi pada PIN Polio sangat penting untuk mencegah virus polio yang dapat mengakibatkan kelumpuhan permanen, terutama pada anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap.

Dilansir dari laman resmi Kemenkes, polio dapat dicegah dengan imunisasi polio lengkap. Imunisasi polio lengkap yang telah dimasukkan ke dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio yang diberikan secara tetes dan vaksin polio dengan suntikan.

Vaksin polio tetes yang diberikan melalui mulut sebanyak tiga kali pemberian, yaitu umur 1 bulan, 2 bulan dan 3 bulan, yang dikenal dengan OPV 1, OPV 2 dan OPV 3.

Sementara itu, pada umur 4 bulan, pemberian vaksin digabung, yaitu tetes dan suntikan yang disebut dengan IPV. Tidak hanya sampai di situ, pada umur 9 bulan akan kembali diberikan vaksin IPV 2.

Pemberian imunisasi lengkap atau kombinasi imunisasi polio tetes (OPV) dan imunisasi polio suntik (IPV) diperlukan untuk membentuk kekebalan yang optimal terhadap semua virus polio.

Cakupan imunisasi polio, baik tetes maupun suntik, harus mencapai 95 persen dan merata di suatu wilayah untuk membentuk kekebalan kelompok. Hal ini untuk mencegah virus polio menyebar luas dan memicu munculnya kasus polio berisiko.

Cakupan imunisasi polio di suatu wilayah rendah selama beberapa tahun maka kekebalan kelompok di wilayah tersebut tidak terbentuk serta banyak anak yang tidak kebal terhadap virus polio sehingga berisiko munculnya kembali kasus polio.

Para ahli telah melakukan pengkajian terkait Kejadian Ikutan Pasca-Imunisasi (KIPI), baik di tingkat nasional maupun di tingkat provinsi. Selain itu, berbagai penelitian menunjukkan vaksin nOPV2 aman dan dapat ditoleransi oleh golongan usia bayi dan anak.

KIPI nOPV2 di Indonesia menunjukkan setiap satu juta dosis imunisasi yang diberikan, keluhan atau gejala yang dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan data uji klinis. Pada data uji klinis 1 dan 2 nOPV2 produksi biofarma, tidak ditemukan KIPI serius pada kelompok bayi dan anak.

Kemenkes berharap masyarakat dapat memanfaatkan kesempatan PIN Polio yang akan dilaksanakan untuk memperkuat imunitas serta kekebalan, terutama untuk polio tipe 2 yang saat ini sangat rendah. Hal ini juga sebagai upaya untuk memutus transmisi virus polio yang telah ada saat ini.

Pelaksanaan PIN Polio

PIN Polio tahap pertama dilaksanakan di lima provinsi pada 23-29 Juli, yaitu Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya. 

PIN Polio tahap kedua akan dilaksanakan pada 6-12 Agustus di 27 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, kecuali di Kabupaten Sleman, Banten, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: