Polda Metro Akan Gali Kuburan Korban Sedot Lemak di Depok, Ini Alasannya

Oleh: Mufit
Jumat, 02 Agustus 2024 | 21:00 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. (BeritaNasional/Mufit)
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. (BeritaNasional/Mufit)

BeritaNasional.com - Polda Metro Jaya berencana melakukan ekshumasi atau penggalian kubur selebgram asal Medan berinisial ENS yang menjadi korban sedot lemak di sebuah klinik kecantikan di Depok, Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi menyatakan penggalian kubur tersebut dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian korban.

"Rencana ekshumasi atau penggalian kubur untuk melakukan pemeriksaan secara mendalam terhadap jenazah," kata Ade Ary kepada wartawan pada Jumat (2/8/2024).

Ekshumasi dilakukan, lanjut mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan (Jaksel), untuk membuktikan penyebab korban meninggal dunia secara ilmiah.

"Proses ini kan pembuktian penyidikan itu harus berbasis ilmiah, scientific crime investigation,” ujar Ade Ary.

Kendati begitu, dia menuturkan pihaknya belum memiliki jadwal pasti kapan ekshumasi itu akan dilakukan. Dia mengatakan pihaknya meminta izin lebih dulu kepada pihak keluarga korban.

"Kami tunggu penyidik semuanya ya. Kami masih menunggu konfirmasi dari keluarga korban. Jika sudah ada izin, kami lakukan," tutur Ade Ary.

Sebelumnya, polisi terus mengusut penyebab kematian selebgram asal Medan Ella Nanda Sari Hasibuan (30) setelah melakukan operasi sedot lemak di klinik kecantikan kawasan Beji, Kota Depok.

Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana mengatakan pihaknya telah memeriksa 10 saksi dalam kasus tersebut, mulai dokter, rumah sakit, hingga RT-RW setempat.

"Jadi, kami sudah memeriksa sekitar 10 saksi, baik dari dokter yang menangani, dokter yang mendampingi, juga dokter yang menerima korban di rumah sakit yang setelah dilarikan dari klinik," ungkap Arya Perdana kepada wartawan, dikutip Selasa (30/7/2024).

"Juga, beberapa orang yang memang tinggal di sekitar area situ, Pak RT dan Pak RW-nya, juga dari pihak keluarga korban," sambungnya.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut Arya, diketahui bahwa dokter yang melakukan operasi sedot lemak tidak memiliki spesialisasi di bidangnya. Dokter tersebut hanya pernah mengikuti pelatihan.

"Hasilnya adalah memang dokter yang bersangkutan bukan dokter spesialis, merupakan dokter umum. Terus beliau memang pernah mengikuti pelatihan untuk melakukan sedot lemak ini," tuturnya.

"Namun, dari hasil keterangannya, tidak memiliki izin praktik," tambahnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: