Indonesia Berikan Bantuan Militer ke Kamboja

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Minggu, 01 September 2024 | 18:00 WIB
Indonesia berikan bantuan militer ke Kamboja (Foto/Kemenlu)
Indonesia berikan bantuan militer ke Kamboja (Foto/Kemenlu)

BeritaNasional.com - Pemerintah Indonesia telah menyerahkan bantuan militer kepada Kamboja berupa senapan, pistol, dan amunisi. Bantuan ini diserahkan oleh Duta Besar Indonesia untuk Kamboja, Yang Mulia Dr. Santo Darmosumarto, dalam sebuah upacara di Bandara Internasional Phnom Penh. 

Mewakili pihak Kamboja adalah Jenderal Mao Sophan, Wakil Komandan Angkatan Bersenjata Kerajaan Kamboja (RCAF) sekaligus Komandan Angkatan Darat Kamboja.

"Penyerahan bantuan militer ini menegaskan hubungan yang langgeng antara militer Indonesia dan Kamboja," jelas Dubes Santo. 

"Saya senang melihat bahwa hubungan yang kuat ini telah menjadi dasar bagi peningkatan kerja sama bilateral di berbagai bidang dalam beberapa tahun terakhir. Kami merasa terhormat dapat melakukannya di saat kami merayakan 65 tahun hubungan diplomatik," katanya.

Dubes Santo juga menyampaikan harapannya agar penguatan kerja sama pertahanan dan keamanan bilateral yang berkelanjutan dapat memberikan kontribusi positif tidak hanya bagi perdamaian dan stabilitas di kedua negara, tetapi juga bagi kawasan secara keseluruhan. 

"Dalam lingkungan keamanan global yang semakin tidak dapat diprediksi, penting bagi Indonesia dan Kamboja, sebagai tetangga dekat dan anggota Komunitas ASEAN, untuk mendukung upaya meningkatkan kapasitas militer masing-masing secara bersama-sama," tambahnya.

Bantuan pasokan senjata yang diserahkan kepada Pemerintah Kamboja ini diproduksi oleh PT. Pindad. Hal ini menunjukkan potensi industri pertahanan Indonesia dan membuka dimensi baru dalam kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja, yang selama bertahun-tahun telah melaksanakan berbagai program peningkatan kapasitas dan pertukaran personel militer di antara kedua negara.

Kerja sama pertahanan dan keamanan antara Indonesia dan Kamboja dimulai pada tahun 1970-an, namun semakin diperkuat pada tahun 1990-an. Setelah Paris Peace Agreement pada tahun 1991, Indonesia mengirimkan lebih dari 3.900 penjaga perdamaian untuk terjun dalam misi UNTAC pada tahun 1992-1993. 

Mereka disambut hangat oleh masyarakat Kamboja, interaksi antara penjaga perdamaian Indonesia dan komunitas lokal menghidupkan kembali hubungan antara kedua negara setelah bertahun-tahun mengalami gejolak selama Perang Dingin.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: