Begini Cara Tepat Tangani Paus dan Lumba-lumba yang Terdampar
BeritaNasional.com - Masyarakat perlu memahami cara menangani mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba yang terdampar.
Peneliti mamalia laut dari James Cook University, Australia, Putu Liza Kusuma Mustika penanganan yang tepat dapat menghindari kerusakan lebih lanjut pada tubuh mamalia yang sudah rapuh.
“Kalau ada mamalia laut yang terdampar, jangan ditarik flipper, sirip, ekor, atau dorsal fin-nya. Tulang-tulang mereka sangat rapuh dan bisa patah,” ungkap perempuan yang akrab disapa Icha ini saat menjadi narasumber dalam kegiatan Media Lounge Discussion (Melodi), Rabu (25/9/2024)
Icha mengatakan lumba-lumba dan paus gampang sekali mati jika terdampar meskipun bernafas dengan paru-paru.
Perempuan yang sejak 2003 meneliti tentangan cetacea atau paus ini mengingatkan bahwa blowhole atau lubang pernapasan mereka tidak boleh diisi dengan air.
Menurut dia, orang-orang awam sering salah paham saat melihat mamalia laut seperti paus yang terdampar dengan memasukkan air ke dalam lubang pernapasannya.
"Mereka bermaksud baik untuk menolong tetapi tidak mengetahui penanganan yang tepat. Karena jika blowhole diisi air, mamalia ini justru bisa tenggelam dan mati,” tandasnya.
Selain itu, hal yang diperlukan saat menangani paus dan lumba-lumba yang terdampar adalah mengendalikan perilaku masyarakat atau crowd control.
Sebab, banyak masyarakat yang ingin melihat, bahkan menaiki hewan atau menarik anggota tubuh hewan sehingga mempersulit penyelamatan.
"Jadi perlu ada crowd control, misalnya dengan menggunakan police line. jika massa bisa dikendalikan dan ada community leader yang bisa dikontak, masyarakat bisa membantu dengan membasahi kulit hewan, tapi tidak di daerah lubang nafas," jelasnya.
Icha juga mengatakan pentingnya penanganan mamalia laut yang terdampar dengan tepat mengurangi ancaman terhadap kelestarian di alam liar.
Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor penyebab mamalia laut terdampar yang sering kali kompleks dan melibatkan banyak variabel, termasuk aktivitas manusia, perubahan lingkungan, serta tantangan terkait pengelolaan dan konservasi spesies tersebut.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 11 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 11 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu