Kanker Serviks Jadi Salah Satu Penyakit Pembunuh Wanita di Indonesia

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 07 Oktober 2024 | 07:00 WIB
Ilustrasi kanker serviks (Foto/Maggo Hospital)
Ilustrasi kanker serviks (Foto/Maggo Hospital)

BeritaNasional.com - Konsultan Ginekologi Onkologi Eka Hospital BSD Dr. Muhammad Yusuf mengatakan, kanker serviks jadi salah satu penyebab utama kematian pada wanita dan di Indonesia menempati urutan kedua.

"Kanker serviks saat ini masih menjadi momok menakutkan bagi kaum perempuan di negara berkembang, termasuk Indonesia," kata Yusuf.

Namun sayangnya pada banyak kasus, penderita kanker serviks sering datang dengan stadium lanjut sebab kanker tersebut tidak terdeteksi sebelumnya. Padahal kanker serviks bisa dideteksi dan dicegah dengan melakukan pap smear secara rutin.

Manfaat pap smear untuk melihat adanya kelainan atau tidak di sel mulut rahim sebelum berkembang menjadi kanker. "Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secara berkala agar kanker serviks  bisa dideteksi dan ditangani sejak dini." ujarnya.

Pada kebanyakan kasus hampir tidak ditemui gejala apapun pada pengidap kanker serviks. Namun, para wanita harus tetap waspada jika memiliki keluhan keputihan berulang dan berbau, pendarahan di luar siklus haid, dan ada pendarahan atau bercak saat berhubungan intim.

Idealnya pap smear dilakukan oleh semua wanita yang telah menikah dan melakukan aktivitas seksual. Wanita yang aktif secara seksual dianjurkan melakukan pap smear tiga tahun sekali, apabila tidak ditemukan gejala, keluhan, ataupun pada deteksi awal.

"Namun, jika dokter menemukan gejala dengan resiko tinggi disarankan melakukan pap smear setiap tahun. Sementara untuk wanita hamil jika tidak ada kelainan boleh melakukan pap smear setelah melahirkan, minimal tiga bulan pasca-lahiran," katanya.

Hasil pemeriksaan pap smear hampir 90 persen adalah normal. Pada kasus pap smear abnormal, tidak selalu menandakan bahwa wanita tersebut mengidap kanker, namun perlu pemeriksaan lanjutan.

Pasien juga bisa melakukan co-testing pap smear merupakan bentuk baru dari pemeriksaan yang menggabungkan pemeriksaan pap smear dan tes DNA HPV. Dengan tes DNA HPV, orang bisa mendeteksi adanya keberadaan virus HPV di dalam tubuh, sedangkan pemeriksaan pap smear berguna mendeteksi keberadaan sel-sel abnormal pada leher rahim yang berpotensi berubah menjadi sel kanker.

"Lewat metode co-testing pap smear dapat membantu dokter untuk mendeteksi kanker stadium awal lebih dari tes pap smear saja," ujarnya dikutip dari Antara.

 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: