Ini Penyebab Deflasi Berkepanjangan
BeritaNasional.com - Ekonom Universitas Diponegoro Semarang Prof FX Sugiyanto mengatakan, deflasi berkepanjangan yang dialami Indonesia, termasuk Jawa Tengah diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang turun.
"Dalam perspektif historis, deflasi berbulan-bulan itu baru memang baru pertama kalinya dialami," katanya.
Menurut Sugiyanto, deflasi yang terjadi dalam satu-dua bulan bisa berdampak baik bagi masyarakat. Mereka bisa berbelanja dengan harga yang relatif murah dan terjangkau.
Namun, kata dia, jika deflasi terjadi terlalu lama bisa menjadi indikasi kuat bahwa masyarakat menahan untuk mengeluarkan uang atau daya beli masyarakat memang turun.
"Kalau (deflasi) terlalu lama bisa jadi indikasi kuat ini orang menahan duit mereka untuk belanja atau tidak punya duit. Nah, dua kemungkinan ini bisa terjadi. Ini saya didukung dengan data," katanya dikutip dari Antara.
Dilihat dari kelompok penghasilan, kata dia, 20 persen kelompok penghasilan tertinggi, 40 persen menengah, dan 40 persen dengan penghasilan terbawah atau termiskin.
"Nah yang berpenghasilan menengah ini yang mulai berkurang daya beli, dan ini beresiko. Kedua, orang kemudian lebih baik menahan diri untuk belanja karena khawatir kalau tidak ada perbaikan (pendapatan)," katanya.
Sugiyanto menjelaskan, turunnya daya beli masyarakat kelas menengah diakibatkan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan yang menyebabkan angka pengangguran semakin tinggi.
Bahaya yang dihadapi sebenarnya bukan pada pengangguran terbuka, melainkan mereka yang setengah menganggur. "Mereka yang bekerja setengah penganggur yang kadang-kadang bekerja tidak lebih dari lima jam. Itu sangat banyak, sekitar 13 juta dari 19 juta (pekerja) di Jateng," katanya.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 22 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu