Prabowo: Kita Harus Hadapi Kenyataan Masih Banyak Kebocoran, Penyelewengan dan Korupsi

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 20 Oktober 2024 | 11:57 WIB
Prabowo pidato saat pelantikan (Foto/Youtube Sekretariat Presiden)
Prabowo pidato saat pelantikan (Foto/Youtube Sekretariat Presiden)

BeritaNasional.com - Presiden Prabowo Subianto mengatakan, semua pihak harus menghadapi kenyataan bahwa masih banyak kebocoran, penyelewengan dan korupsi di Indonesia. Karena itu, Prabowo akan berupaya memberantas korupsi selama lima tahun ke depan 

"Saudara-saudara sekalian kita harus menghadapi kenyataan bahwa masih terlalu banyak kebocoran, penyelewengan, korupsi di negara kita. Ini adalah yang membahayakan masa depan kita, dan masa depan anak-anak kita dan masa depan cucu-cucu kita," kata Prabowo dalam pidato pelantikan presiden dan wakil presiden di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Minggu (20/10/2024).

Prabowo mengatakan, harus berani mengakui bahwa masih ada kebocoran anggaran, penyimpangan hingga kolusi antara para pejabat politik dan pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan para pengusaha nakal.

"Kita harus berani mengakui terlalu banyak kebocoran-kebocoran, dari anggaran kita penyimpangan-penyimpangan, kolusi di antara para pejabat politik pejabat pemerintah di semua tingkatan di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha-pengusaha yang tidak patriotik," kata ketua umum Gerindra ini.

Prabowo melanjutkan, masih ada realitas sebagian rakyat Indonesia belum menikmati hasil kemerdekaan. Masih banyak mereka yang berada di bawah garis kemiskinan.

"Janganlah kita takut untuk melihat realitas ini, kita masih melihat sebagai saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdekaan, terlalu banyak saudara-saudara kita yang berada di bawah garis kemiskinan, terlalu banyak anak-anak kita yang berangkat sekolah tidak makan pagi, terlalu banyak anak-anak kita yang tidak punya pakaian utk berangkat sekolah saudara-saudara sekalian," kata Prabowo.

Sebagai pemimpin politik, Prabowo juga mengajak jangan terlalu senang melihat angka statistik.

"Kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yg membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas," pungkasnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: