Ini 3 Perubahan Besar dalam Dunia Wayang

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 09 November 2024 | 20:30 WIB
Ilustrasi pertunjukkan wayang (Foto/Freepik)
Ilustrasi pertunjukkan wayang (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Guru Besar Institut Seni Indonesia Prof. Dr. Soetarno,DEA mengatakan, terdapat sejumlah perubahan dalam dunia wayang, terutama yang terjadi sejak era 80-an.

“Pada era sekarang atau dalam waktu sekarang ini, dunia wayang mengalami perubahan. Menurut pengamatan saya ada tiga perubahan yang sangat menonjol,” kata Soetarno dikutip dari Antara.

Pertama, ia mencatat adanya diskontinuitas epistemologis filosofis, di mana adegan wayang yang dahulu sarat dengan nilai spiritual dan sakral kini lebih mengarah pada hiburan semata.

Kedua, terdapat diskontinuitas estetika, di mana pertunjukan wayang saat ini lebih mengutamakan kepentingan penonton ketimbang standar estetika yang diajarkan oleh para ahli wayang.

ketia, ujar Soetarno, ada diskontinuitas sosial-ekonomi, dengan semakin menguatnya unsur glamor dan hiburan instan dalam wayang, mengurangi nilai-nilai luhur yang dahulu ada.

Meski ada perubahan besar, ujar dia, namun tetap penting menjaga nilai-nilai estetika dalam pertunjukan wayang. Ia juga mengapresiasi dalang seperti Naso Sabdo yang tetap mempertahankan nilai-nilai tersebut dalam pertunjukannya, seperti yang terlihat pada Karnotanding tahun 1980 di Surakarta.

Naso Sabdo mengangkat kisah Adipati Karna dalam “Mahabharata” sebagai contoh dilema moral yang relevan, yang harus berperang melawan saudaranya Arjuna. Ini merupakan keteguhan moral berdasarkan kewajiban, bukan perasaan pribadi.

Hal itu ia kaitkan dengan ajaran “Immanuel Kant”, yang menekankan bahwa tindakan moral harus didasari oleh kewajiban.

“Kant mengajarkan bahwa manusia harus mendasarkan perbuatannya pada kewajiban dan bukan dalam hal yang lain. Bukan untuk keluarga, bukan untuk pribadinya, dan sebagainya,” kata Soetarno.

Ia pun menekankan pentingnya “laku utama”, nilai moral yang mengajarkan manusia untuk bertindak baik, toleran, dan menjunjung tinggi kebenaran.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: