Trump Diminta Tebus Kesalahan
BeritaNasional.com - Amerika Serikat disebut untuk terlebih dahulu mengganti kerugian yang ditimbulkan oleh tindakannya terhadap Iran sebelum memulai putaran baru pembicaraan dengan Republik Islam, kata seorang anggota parlemen senior Iran.
Anggota Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran Alaeddin Boroujerdi mengatakan kepada IRNA pada Sabtu waktu setempat menyebut Donald Trump sebagai penyebab.
Penarikan sepihak oleh Trump dari Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) selama masa jabatannya sebagai presiden AS merupakan sumber ketidakpercayaan Iran terhadap Washington dan mitra-mitranya, menurut Boroujerdi.
Berdasarkan hukum internasional dan aturan Islam, negosiasi harus didasarkan pada prinsip-prinsip yang berkelanjutan agar pihak lain dapat memenuhi kewajibannya, katanya menambahkan.
Dikutip dari Antara, Boroujerdi menuturkan pihak-pihak di kalangan Eropa juga telah menunjukkan mereka tidak dapat membuat keputusan yang tepat karena mereka tunduk pada kebijakan Amerika.
Negosiasi tidak akan membuahkan hasil jika ada ketidakpercayaan, kata anggota parlemen tersebut menegaskan.
Sementara itu anggota legislatif lainnya, Behnam Saeedi, mengatakan Iran telah mulai mengaktifkan alat sentifrugal baru sebagai reaksi terhadap tindakan permusuhan Dewan Gubernur (BoG) Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Saeedi mengatakan Iran telah melakukan kerja sama yang konstruktif dan interaksi dengan IAEA terkait program nuklir damainya tetapi Iran tidak pernah membiarkan badan tersebut dan negara-negara Barat menyalahgunakan niat baik dan interaksi konstruktif ini.
Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) dan Kementerian Luar Negeri Iran mengeluarkan pernyataan bersama pada Jumat (22/11) dini hari. Mereka mengutuk resolusi di IAEA terhadap program nuklir damai negara tersebut.
5 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 7 jam yang lalu
OLAHRAGA | 6 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 7 jam yang lalu
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu