Manfaat dan Tantangan Mengajarkan Anak Negosiasi dalam Pola Asuh ala Eropa

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 29 November 2024 | 23:04 WIB
Ilustrasi anak. (Foto/Freepik)
Ilustrasi anak. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com -  Pendekatan parenting ala Eropa, khususnya di negara-negara seperti Swedia, Belanda, dan Jerman, dikenal dengan pola asuh yang mengedepankan dialog, negosiasi, dan penghargaan terhadap pendapat anak.

Parenting berbasis negosiasi mengacu pada pola asuh yang menghindari pendekatan otoriter. Orang tua tidak hanya memberikan instruksi, tetapi juga melibatkan anak dalam pengambilan keputusan sehari-hari.

Contohnya, ketika anak ingin bermain lebih lama sementara orang tua ingin waktu belajar dimulai, kedua pihak diajak untuk mendiskusikan solusi yang adil, seperti menambah waktu bermain dengan komitmen belajar setelahnya.

Keuntungan Mengajarkan Anak Negosiasi

1. Kemampuan Berpikir Kritis

- Anak yang diajarkan untuk bernegosiasi dilatih untuk berpikir kritis, mencari solusi, dan mempertimbangkan konsekuensi dari setiap keputusan.

- Hal ini dapat membantu mereka menjadi individu yang mandiri dan mampu menghadapi tantangan dengan solusi yang kreatif.

2. Membangun Kepercayaan Diri

- Dengan memberikan anak ruang untuk menyampaikan pendapatnya, mereka merasa dihargai dan lebih percaya diri dalam mengekspresikan diri.

3. Meningkatkan Keterampilan Komunikasi

- Anak-anak yang dibiasakan berdiskusi dengan orang tua cenderung memiliki kemampuan komunikasi yang lebih baik. Mereka lebih percaya diri menyampaikan ide dan pendapat di lingkungan sekolah atau di antara teman sebaya.

4. Melatih Kemampuan Berempati

- Negosiasi tidak hanya tentang memenangkan argumen, tetapi juga memahami sudut pandang orang lain. Dengan ini, anak-anak dilatih untuk menghormati perbedaan pendapat dan mencari solusi yang saling menguntungkan.

Tantangan dan Dampaknya

Kesulitan Menyeimbangkan Otoritas

- Jika negosiasi tidak dilakukan dengan batasan yang jelas, anak dapat menjadi terlalu dominan atau sulit menerima otoritas. Orang tua perlu menegaskan bahwa negosiasi tetap memiliki aturan yang harus diikuti.

Potensi Meningkatnya Perdebatan

- Anak yang terbiasa bernegosiasi mungkin lebih sering menantang keputusan orang tua, yang bisa menjadi tantangan bagi orang tua yang tidak terbiasa dengan pola komunikasi ini.

Adaptasi Budaya

- Di Indonesia, yang memiliki tradisi menghormati otoritas orang tua, orang tua yang menerapkan pola ini perlu menjelaskan tujuan mereka kepada anggota keluarga lainnya agar tidak menimbulkan konflik.

Butuh Konsistensi

- Mengajarkan negosiasi memerlukan konsistensi dan kesabaran. Jika orang tua tidak konsisten dalam menerapkan aturan atau terlalu sering mengalah, anak mungkin justru menjadi kurang disiplin.

Bagaimana Memadukan Pola Asuh Ini di Indonesia?

Tetapkan Batasan Jelas

- Orang tua harus menjelaskan situasi di mana negosiasi diperbolehkan dan tidak diperbolehkan.

Hargai Pendapat Anak

- Berikan waktu kepada anak untuk berbicara, tetapi tetap arahkan keputusan ke arah yang paling baik bagi mereka.

Ajarkan Etika Dialog

- Anak perlu memahami bahwa negosiasi dilakukan dengan sopan, tanpa mengurangi rasa hormat kepada orang tua.

 

Fadia Rahma B/Magangsinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: