Kaleidoskop 2024: Mundurnya Joe Biden hingga Menangnya Trump Jadi Presiden AS

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 30 Desember 2024 | 09:00 WIB
Trump Jadi Presiden AS (Foto/X Donald J Trump)
Trump Jadi Presiden AS (Foto/X Donald J Trump)

BeritaNasional.com - Pada awalnya Capres AS dari Partai Demokrat, Joe Biden sangat percaya diri maju Pilpres AS. Namun ia berulang kali dinilai kurang memenuhi syarat sebagai capres AS, karena sering melakukan kesalahan saat tampil mewakili negaranya.

Sejumlah kesalahannya saat tampil di publik antara lain, Joe Biden di KTT NATO salah menyebut Presiden Ukraina Zelensky dengan memanggilnya Putin. Hal ini membuat para pemimpin dunia di KTT NATO terkejut. Walaupun setelah itu, Biden berusaha memperbaiki kesalahannya.

Akibatnya anggota Partai Demokrat dan warga di AS banyak yang meminta Biden mundur dari pilpres AS. Apalagi banyak yang mempertanyakan kesehatan mentalnya saat ini dan usianya yang sudah sangat tua.

Namun Biden tetap percaya diri, ia mampu mengalahkan lawannya, Donald Trump dari Partai Republik.

"Saya pikir saya orang yang paling memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai Presiden AS. Saya pernah mengalahkan Trump, dan saya akan mengalahkannya kembali," kata Biden.

Dikutip dari Antara, Biden mengatakan, ia akan terus maju karena punya banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Banyak pekerjaan yang belum selesai.

"Saya harus menyelesaikan apa yang sudah saya mulai," katanya.

Namun akibat desakan banyak anggota dan politisi dari Partai Demokrat, akhirnya Biden mundur dari pencapresan AS. Ia mendukung wakilnya Kamala Harris untuk maju menggantikannya. 

Harris membutuhkan suara mayoritas untuk memenangkan nominasi sebagai capres AS menggantikan Joe Biden. Ada delegasi tambahan yang juga dikenal sebagai super delegasi, yang akan memberikan suara hanya jika tidak ada kandidat yang mendapatkan suara mayoritas pada pemungutan suara putaran pertama. Namun akhirnya Harris sukses menggantikan posisi Biden jadi Capres AS dari Partai Demokrat untuk melawan Donald Trump dari Partai Republik.

Kamala Harris selain mendapat dukungan dari Presiden AS Joe Biden, juga mendapat dukungan mantan Presiden AS Barack Obama.

"Michelle dan saya menelepon teman kami Kamala Harris. Kami katakan padanya ia akan jadi Presiden Amerika Serikat yang luar biasa, dan bahwa kami mendukung dia sepenuhnya," kata Obama.

Berusaha memenangkan Pilpres AS, Harris menyatakan dengan tegas menolak kemungkinan ia akan memberlakukan embargo senjata Amerika terhadap Israel yang telah menghancurkan Jalur Gaza.

"Saya tegas dan teguh dalam komitmen saya terhadap pertahanan Israel dan kemampuannya untuk mempertahankan diri, dan itu tidak akan berubah," kata Harris.

Sementara itu, Capres AS dari Partai Republik, Donald Trump mengatakan, jika ia memenangkan Pemilu Presiden AS 2024, maka AS akan berhubungan baik dengan Rusia dan China.

"Saya tidak pernah berpikir Rusia dan China merupakan musuh. Saya pikir kita akan berhubungan baik dengan China. Saya pikir kita akan berhubungan baik dengan Rusia juga," kata Trump disiarkan di X.

Trump selama ini selalu konsisten dengan kebijakannya yang tidak menyukai perang. Ia dinilai sering lebih fokus dengan kepentingan ekonomi dalam negeri AS daripada ikut campur perang di luar negeri. 

Akhirnya Trump memenangkan Pilpres AS melawan Harris. Trump mengumumkan kemenangan Pilpres AS pada Rabu 6 November 2024. Ia menjadi Presiden AS kedua kalinya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: