Eks Pimpinan KPK Bongkar 8 Survei yang Mempengaruhi IPK Indonesia
BeritaNasional.com - Mantan Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Saut Situmorang, mengungkapkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia, berdasarkan penilaian dari delapan lembaga survei internasional.
Menurut Saut, delapan lembaga yang memberikan penilaian tersebut masing-masing memiliki fokus dan perhatian berbeda, sehingga ada beberapa hal yang perlu diperbaiki agar IPK Indonesia dapat meningkat.
"Jika kita ingin tahu apa yang membuat indeks persepsi korupsi kita turun, IPK itu berasal dari penilaian delapan lembaga survei," ujar Saut kepada Beritanasional.com, Rabu (1/1/2025).
Saut menjelaskan bahwa salah satu lembaga survei yang memberikan penilaian adalah Economic Intelligence Unit, yang memberikan skor 37 untuk Indonesia pada tahun lalu.
"Selanjutnya, ada Political Risk Service, yang menilai korupsi dalam sistem politik. Kita mendapat skor 32 dari lembaga ini," lanjutnya.
Lembaga berikutnya adalah Betlesman Transformation Index yang memberikan skor 37, diikuti oleh World Justice Project dengan skor 24.
"Selain itu, ada Varieties Democracy Project, yang memberikan skor 25. Ini berkaitan dengan bagaimana kita melaksanakan demokrasi, yang menjadi tantangan ke depan," kata Saut.
Saut juga menyoroti salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai Indonesia adalah ketidakberesan dalam pemilu 2024.
"Pemilu 2024 yang carut-marut ini berpotensi menurunkan IPK Indonesia yang akan diumumkan beberapa hari atau minggu ke depan," ujarnya.
Saut melanjutkan dengan menyebutkan lembaga-lembaga lainnya yang memberi penilaian, seperti IMD World yang memberikan skor 40, Global Insight dengan skor 47, dan Political Risk and Economic Survey yang memberi skor 29.
"Dalam penilaian Political Risk and Economy, yang dinilai antara lain adalah kerawanan politik nasional dan lokal. Jadi, sekali lagi, kita perlu mendorong perubahan pada variabel-variabel ini," jelasnya.
Ke depannya, Saut mengatakan akan ada pertemuan World Economic Forum tahun depan yang akan membahas isu-isu lingkungan.
"Ini akan menjadi ancaman bagi kita. Kita memiliki banyak persoalan, seperti PIK-2, PIK lainnya, serta masalah pertambangan yang berhubungan dengan lingkungan," tambahnya.
6 bulan yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu