Dugaan Praktik Suap di Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, DPR Minta Diusut Tuntas

Oleh: Ahda Bayhaqi
Minggu, 02 Februari 2025 | 08:41 WIB
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin. (BeritaNasional/Elvis).
Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin. (BeritaNasional/Elvis).

BeritaNasional.com - Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin menyayangkan adanya praktik suap di imigrasi Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Menurutnya hal ini sangat membahayakan negara.

Hal tersebut menanggapi surat Kedutaan Besar Republik Rakyat Tiongkok atau Kedubes Cina di Indonesia kepada Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri Indonesia, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, dan Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika. 

Surat tertanggal 21 Januari 2025 itu menyebutkan sejumlah warga negaranya menjadi korban pemerasan oleh petugas Imigrasi Bandara Soekarno-Hatta, atau dalam surat itu disebut Bandara Internasional Jakarta.

"Imigrasi adalah gerbang terdepan perbatasan negara kita dengan negara lain. Fungsinya menyaring orang-orang  yang masuk ke negara supaya tidak memiliki masalah hukum atau mengancam keamanan negara saat berkunjung," kata TB Hasanuddin, dikutip Minggu (2/1/2025).

Praktik suap tersebut tidak hanya memalukan, mencoreng, dan merendahkan nama baik Indonesia di mata dunia. Juga merupakan kejahatan terhadap keamanan negara.

"Ini bukan kejahatan biasa, tapi kejahatan terhadap keamanan negara," tegas Hasanuddin.

Politikus PDIP ini meminta kasus dugaan suap tersebut ditindak tegas dan diusut oleh aparat penegak hukum sampai ke akar-akarnya, jangan sampai perilaku  suap di Bandara terus terjadi. Ia meminta para pelakunya dipecat.

"Pemerintah harus segera mengusut tuntas aduan dugaan tindak pidana suap tersebut dengan sejelas-jelasnya," kata Hasanuddin.

Sementara, Kedubes China menyampaikan bahwa pihaknya telah menyelesaikan kasus pemerasan di bandara Indonesia sebanyak 44 kasus selama 2024.

"Ini hanyalah sebagian kecil, menurut Kedubes China, dari banyaknya kasus pemerasan karena masih banyak warga negara Tiongkok yang tidak mengajukan pengaduan karena jadwal yang padat atau takut akan tindakan balasan saat masuk ke negara tujuan," tutup Hasanuddin.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: