Soal Isu HTI Bangkit Lagi, Polri Ingatkan Warga Tetap Waspada Tindakan Radikalisme

Oleh: Bachtiarudin Alam
Kamis, 13 Februari 2025 | 11:11 WIB
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho. (Foto/Humas Polri).
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho. (Foto/Humas Polri).

BeritaNasional.com - Polri merespons ramainya isu soal organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Atas hal itu warga diminta mewaspadai tindakan radikalisme di mana pun berada. 

"Kepolisian dengan lembaga terkait lainnya mewaspadai tindakan-tindakan radikalisme yang ada di masyarakat,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho dikutip Kamis (13/2/2025).

Oleh sebab itu, Sandi meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap waspada. Karena apakah isu HTI bangkit atau tidak, tindakan radikalisme haruslah diantisipasi. 

“Maka dari itu, masih ada ataupun tidak ada itu (HTI) menjadi warning untuk ke kita semua," ujarnya.

Di samping itu, Sandi menyebut Korps Bhayangkara telah menggandeng Lembaga Masyarakat untuk mewaspadai bersama tindakan-tindakan radikal yang mungkin terjadi ditengah-tengah interaksi sosial.

Maka dari itu, Jenderal Bintang Dua Polri ini menekankan keberagaman harus dijaga bersama. Dengan kebersamaan diharapkan bisa menjaga toleransi umat beragama di Indonesia.

"Bahwa NKRI adalah harga mati dan menjadi tugas kita semua untuk menjadi kebersamaan bangsa ini yang sangat moderat dan menjaga moderasi beragama di Indonesia," tuturnya.

Sebelumnya, Mantan petinggi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ayik Heriansyah, menyebut organisasi terlarang itu masih eksis hingga kini. Meskipun telah dilarang, karena dianggap menyebarkan paham anti-Pancasila dan anti-NKRI.

"Tidak ada (perubahan aktivitas HTI), masih sama," kata Ayik pada diskusi bertajuk 'Isu Kebangkitan Khilafah dan Peta Ancaman Radikalisme dan Terorisme' di Hotel Grandhika Iskandarsyah, Jakarta Selatan, Rabu (5/2/2025) lalu.

Ayik yang juga merupakan Alumni Universitas Indonesia (UI) itu menuturkan, segala aktivitas HTI masih ada hingga kini. Dengan berkamuflase dalam menggaungkan ideologi ekstremnya yakni khilafah.

"Dia nggak pake nama Hizbut Tahrir, kegiatan sama masih berjalan. Dulu terbuka, sekarang di rumah gitu, tapi aktivitas tetap jalan," ungkapnya.

 sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: