Melantai di Bursa, Permen Kenyal Yupi Perluas Jejak Pasar Modal

BeritaNasional.com - Produsen permen kenyal PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di pasar modal Indonesia dengan meraih dana total senilai Rp2,04 triliun.
Melansir Antara, Selasa (25/3/2025) Direktur Utama YUPI Yohanes Teja di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta mengatakan perseroan akan menggunakan dana hasil IPO untuk pembangunan pabrik baru di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, serta untuk ekspansi bisnis ke pasar internasional dan domestik.
“Melalui strategi ekspansi yang matang, kami yakin YUPI akan memperluas jejaknya di pasar global, sambil terus memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di dalam negeri," ujarnya.
Perseroan melepas sebanyak 854,44 juta saham atau setara 10% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO, dan menetapkan harga IPO sebesar Rp2.390 per lembar saham, sehingga berhasil meraih dana senilai Rp2,04 triliun.
Terkait penggunaan persero atas dana hasil IPO, 72% akan digunakan untuk pembiayaan belanja modal, di antaranya pembangunan pabrik baru di Kabupaten Nganjuk Jawa Timur, dengan total biaya estimasi sekitar Rp437,50 miliar dan diproyeksikan beroperasi paling cepat pada 2026.
“Dalam hal total biaya pembangunan pabrik baru itu lebih besar dari jumlah dana yang diperoleh perseroan dari hasil IPO, perseroan akan menggunakan kas internal untuk menutupi kekurangan biaya itu,” terangnya.
Kemudian, sekitar 28% dana hasil IPO akan digunakan untuk melakukan ekspansi bisnis ke pasar internasional maupun pasar domestik.
Yohanes menjelaskan perseroan telah menyiapkan rencana pertumbuhan secara komprehensif, yang mencakup peningkatan pangsa pasar domestik dan percepatan penetrasi pasar internasional.
“Strategi pertumbuhan dengan target utama menggandakan pasar untuk segmen anak-anak dan generasi muda, termasuk orang dewasa berjiwa muda,” ungkapnya.
YUPI mencatatkan laba meningkat 10% year on year (yoy) menjadi Rp484 miliar pada September 2024. Laba perseroan tumbuh rerata 19,6% (yoy) sejak 2021 hingga 2023.
Sementara itu, pendapatan meningkat rata-rata 16,3% (yoy) dalam tiga tahun, dari Rp2,3 triliun pada 2021 menjadi Rp3,1 triliun pada 2023. (Antara)
9 bulan yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 22 jam yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 11 jam yang lalu