Kepala BGN Ungkap Sejumlah Penyebab Keracunan MBG di Berbagai Daerah

BeritaNasional.com - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengungkap penyebab kasus keracunan akibat makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah daerah.
Pertama di Sukoharjo disebabkan oleh masalah teknis. Masalah terjadi karena gas habis ketika makanan dimasak.
"Jadi pada saat masakan sudah diolah, pada saat mau menggoreng gasnya habis. Itu kejadian yang pertama dulu di Sukoharjo dan sampai sekarang alhamdulillah tidak pernah terjadi lagi, karena sudah disiapkan lebih baik," ujar Dadan saat rapat dengar pendapat di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Selasa (6/5/2025).
"Waktu itu yang terdampak 40 siswa karena petugas sangat cepat mengindentifikasi ada kelainan di makanan itu sehingga kemudian masakan ditarik kembali dengan telur," jelasnya.
Kemudian kasus di Batang terjadi karena makanan yang datang tidak langsung dimakan lantaran ada acara sekolah.
"Jadi sebenarnya saat itu makanannya dalam keadaan baik, kalau tepat waktu itu tidak kejadian," ujar Dadan.
Selanjutnya kasus di Cianjur sudah diperiksa di laboratorium mulai dari alat makan air sampai muntahan para siswa. Hasilnya ditemukan negatif. BGN masih mencari penyebab terjadinya keracunan.
"Dan alhamdulillah seluruh hasilnya negatif. Jadi kami sedang mencari kurang lebih apa sih sebetulnya yang menyebabkan karena dari hasil lab itu negatif," ungkapnya.
Kemudian kejadian di Bandung dan Tasikmalaya masih dicari penyebabnya. BGN masih belum mendapatkan laporan penyebabnya. Padahal, mitra BGN yang menyiapkan makanan di Bandung merupakan bekas restoran sehingga makanannya dijamin higienis.
"Tapi baik yang di bandung maupun di Tasik maupun di Pali yang baru terjadi itu karena masakan terlalu awal dimasak dan tidak cepat untu bisa didelivery," ungkapnya.
Karena itu BGN akan melakukan perbaikan standar operasional prosedur terkait makanan MBG. Mulai dari penyiapan makanan sampai diserahkan ke siswa.
"Sehingga dengan kejadian seperti ini kami melakukan perbaikan-perbaikan SOP di antaranya adalah kita ingin agar pemilihan bahan baku lebih selektif," tukasnya.
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
DUNIA | 19 jam yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu