Zelensky Hanya Mau Bertemu Putin jika Gencatan Senjata Telah Terwujud

Oleh: Tarmizi Hamdi
Senin, 12 Mei 2025 | 03:00 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto/Instagram/Zelensky.Official)
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (Foto/Instagram/Zelensky.Official)

BeritaNasional.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyambut baik tawaran Rusia untuk melakukan pertemuan secara langsung pada Kamis (15/5/2025) guna mengakhiri perang. 

Namun, Zelensky hanya mau bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin jika gencatan senjata sudah terwujud sebagai langkah awal yang tidak bisa ditawar.

"Kami berharap Rusia akan mengonfirmasi gencatan senjata yang lengkap, berkelanjutan, dan kredibel mulai besok (12 Mei 2025). Dan, Ukraina siap untuk bertemu," ungkap Zelensky menanggapi tawaran negosiasi serius yang disampaikan Putin yang dikutip dari BBC News pada Minggu (11/5/2025).

Zelensky dalam unggahan media sosialnya pada Minggu pagi mempertimbangkan untuk mengakhiri perang dengan gencatan senjata sebagai langkah awal.

"Ini merupakan tanda positif bahwa Rusia akhirnya mulai mempertimbangkan untuk mengakhiri perang. Seluruh dunia telah menunggu ini sejak lama. Dan langkah pertama untuk benar-benar mengakhiri perang adalah gencatan senjata,’’ tuturnya.

Namun, Ukraina menegaskan bahwa gencatan senjata harus menjadi prioritas utama sebelum terjadinya pembicaraan langsung kedua negara.

"Pertama-tama gencatan senjata selama 30 hari, lalu yang lainnya. Rusia tidak boleh menutupi keinginannya untuk melanjutkan perang dengan basa-basi," kata Andriy Yermak, pembantu utama Zelensky. 

Namun, Rusia memiliki pandangan berbeda. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova bersikeras bahwa pembicaraan harus mendahului gencatan senjata.

"Putin tegas: pertama negosiasikan akar penyebab (konflik), baru bicara soal gencatan senjata," ujarnya.

Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov juga menanggapi seruan dari sekutu Eropa dan Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa Moskow harus memikirkan hal ini secara matang.

Dalam pernyataannya, Putin tidak dapat mengesampingkan kemungkinan bahwa pembicaraan tersebut dapat menghasilkan gencatan senjata baru, tetapi tidak secara langsung menanggapi seruan gencatan senjata 30 hari. 

Ia mengusulkan pembicaraan diadakan di Istanbul, Turki, dan berencana membahas detailnya dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Ini akan menjadi langkah pertama menuju perdamaian jangka panjang dan langgeng, bukannya prolog menuju permusuhan bersenjata lebih lanjut setelah angkatan bersenjata Ukraina memperoleh persenjataan dan personel baru, setelah penggalian parit yang gencar dan pendirian pos komando baru," kata Putin.

Sebelumnya, negara-negara Barat telah mendesak jeda pertempuran selama 30 hari yang direncanakan dimulai pada Senin (12/5/2025) setelah pertemuan para pemimpin Eropa di Kyiv. sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: