Transformasi Kesehatan Nasional, Kemenkes Utamakan Pengembangan Obat Herbal

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 25 Mei 2025 | 17:30 WIB
Ilustrasi temulawak. (Foto/Freepik)
Ilustrasi temulawak. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkomitmen menjadikan obat herbal atau bahan alam sebagai bagian integral dari agenda transformasi kesehatan nasional. 

Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kemenkes Dita Novianti Sugandi menyatakan pengembangan obat herbal, termasuk jamu, merupakan langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan kesehatan modern.

"Dari jamu kita meresapi budaya, memperoleh manfaat kesehatan, dan melihat potensi ekonomi yang besar,” ungkapnya yang dikutip dari Antaranews pada Minggu (25/5/2025).

Dita menjelaskan jamu bukan hanya ramuan tradisional, melainkan juga cerminan kearifan lokal yang diwariskan secara turun-temurun.

Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mengembangkan obat berbasis bahan alam karena menjadi salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. 

Salah satu contoh nyata adalah temulawak, yang kini telah ditetapkan sebagai Tanaman Obat Indonesia Unggulan (TOIU) karena manfaatnya yang telah ditinjau dari berbagai aspek ilmiah.

Menurut Dita, payung hukum seperti Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024 telah membuka peluang lebih luas untuk pemanfaatan dan pengembangan obat bahan alam dalam sistem pelayanan kesehatan nasional.

Dalam rangka Hari Jamu Nasional yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, Dita menegaskan obat tradisional kini tidak hanya bisa digunakan secara mandiri oleh masyarakat, tetapi juga telah dapat dimanfaatkan di fasilitas pelayanan kesehatan formal.

Kemenkes sendiri telah memulai pelayanan klinis dengan obat bahan alam dan bahkan mendorong pengembangan wisata kebugaran dan kesehatan berbasis produk alami di RSUP Dr. Sardjito Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah.

Untuk mendukung keberlanjutan upaya ini, Kemenkes menekankan pentingnya edukasi dan pelatihan kepada tenaga medis dan tenaga kesehatan. 

“Kami berharap Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) bisa menjadi garda terdepan dalam mereplikasi inovasi ini di rumah sakit lainnya,” ujarnya.

Dita mengungkapkan bahwa Gerakan Bugar dengan Jamu (Bude Jamu) yang telah dicanangkan sejak 2015 terus digalakkan. 

Ia juga menambahkan, nilai budaya jamu semakin diakui dunia setelah United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan budaya sehat jamu sebagai warisan budaya tak benda Indonesia pada Desember 2023.

“Kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga warisan ini. Mari terus mendorong inovasi dan edukasi agar obat bahan alam menjadi solusi nyata untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,” tandasnya.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: