Ketegangan di Timur Tengah Memuncak, Inggris Desak Israel Berdiplomasi dengan Iran

BeritaNasional.com - Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas menyusul serangan Israel yang menyasar situs nuklir dan militer di Iran.
Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer segera menyerukan deeskalasi konflik dan mendesak semua pihak untuk menahan diri demi stabilitas kawasan.
Dilansir dari BBC News pada Sabtu (14/6/2025), Sir Keir Starmer berbicara langsung dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kemarin. Dalam pembicaraan tersebut, ia menyampaikan kekhawatiran besar Inggris terkait program nuklir Iran.
Hal ini disampaikan di tengah laporan gelombang baru serangan Israel yang menargetkan Teheran.
Kekhawatiran akan pecahnya konflik berskala penuh semakin memuncak. Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei telah mengeluarkan peringatan hukuman berat yang direspons dengan laporan peluncuran pesawat nirawak oleh Iran.
Situasi genting ini bahkan mendorong rapat darurat Cobra untuk membahas respons Inggris.
Melalui unggahan di media sosial, Sir Keir menegaskan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan mitra-mitranya untuk meredakan ketegangan. Ia secara tegas menyerukan penahanan diri, ketenangan, dan kembali ke jalur diplomasi.
Dalam panggilan teleponnya dengan Netanyahu, juru bicara Downing Street menyatakan bahwa Perdana Menteri menegaskan Israel memiliki hak untuk membela diri dan mengemukakan kekhawatiran serius Inggris tentang program nuklir Iran.
Ia menegaskan kembali perlunya deeskalasi dan resolusi diplomatik, demi kepentingan stabilitas di kawasan Timur Tengah.
Tak hanya dengan Israel, Sir Keir juga telah berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Friedrich Merz pada Jumat pagi, menyerukan upaya diplomasi bersama.
"Para pemimpin membahas kekhawatiran serius yang sudah lama ada mengenai program nuklir Iran, dan meminta semua pihak untuk menahan diri dari eskalasi lebih lanjut yang dapat semakin mengganggu stabilitas kawasan," kata Juru Bicara Downing Street.
Inggris Siap Menempuh Jalur Diplomatik Hingga Sanksi
Mengenai program nuklir Iran, Inggris menegaskan posisinya. Saat ditanya tentang keterlibatan Inggris dalam perundingan nuklir dengan AS dan Iran.
"Program nuklir Iran lebih maju dari sebelumnya, dan merupakan ancaman nyata bagi perdamaian dan keamanan internasional," Juru Bicara Downing Street.
Inggris telah mendesak Iran untuk terus terlibat dengan tawaran Presiden Trump mengenai solusi yang dinegosiasikan dan terus menjalin kontak erat dengan mitranya.
"Kami tetap berkomitmen untuk menemukan solusi diplomatik, tetapi siap mengambil setiap langkah diplomatik untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, termasuk melalui snapback, jika perlu," tegas juru bicara tersebut.
Mekanisme snapback PBB akan mengembalikan sanksi internasional terhadap Iran yang sebelumnya telah dicabut pada tahun 2015.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy membatalkan perjalanannya ke Washington DC dan memilih untuk berbicara langsung dengan mitranya di Iran, menggambarkan situasi saat ini sebagai "momen bahaya besar di Timur Tengah."
Pro dan Kontra di Internal Inggris
Di internal Inggris, respons terhadap serangan Israel cukup beragam. Pemimpin Konservatif, Kemi Badenoch, menolak untuk mengutuk tindakan Israel. Ia menekankan bahwa Iran adalah musuh Inggris yang telah berupaya melakukan tindakan teroris di tanah Inggris.
"Jika Israel menghentikan Iran mendapatkan senjata nuklir, mereka tidak boleh dikutuk karena itu," katanya.
Marco Rubio, dari pihak AS, juga mengatakan bahwa Israel bertindak secara sepihak. Ia menambahkan dalam postingan di X bahwa AS tidak terlibat dalam serangan terhadap Iran.
‘’Prioritas utama kami adalah melindungi pasukan Amerika di kawasan tersebut," ucapnya.
EKBIS | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 20 jam yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 14 jam yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu