Jerman Ancam Balas Tarif Trump, Siapkan Langkah Lindungi Ekonomi Eropa

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 14 Juli 2025 | 19:01 WIB
Ilustrasi Bendera Jerman. (Foto/freepik)
Ilustrasi Bendera Jerman. (Foto/freepik)

BeritaNasional.com - Wakil Kanselir sekaligus Menteri Keuangan Jerman, Lars Klingbeil, pada Minggu (13/7) mengatakan bahwa Uni Eropa (UE) harus mengambil tindakan tegas terhadap Amerika Serikat jika negosiasi tarif gagal meredakan konflik perdagangan global yang semakin memanas.

Demikian menurut surat kabar Jerman, Sueddeutsche Zeitung sebagaimana dikutip dari Xinhua. Pernyataan Klingbeil tersebut merupakan tanggapan atas ancaman Presiden AS, Donald Trump, pada Sabtu (12/7/2025) yang berencana memberlakukan tarif sebesar 30 persen terhadap impor dari UE mulai 1 Agustus, setelah negosiasi sejauh ini gagal mencapai kesepakatan.

Mendesak diakhirinya ketegangan perdagangan yang terus meningkat, Klingbeil mengatakan bahwa "tarif yang diberlakukan Trump hanya menghasilkan pihak-pihak yang dirugikan. Tarif tersebut mengancam perekonomian Amerika sama halnya dengan kerugian yang ditimbulkannya bagi bisnis di Eropa."

Klingbeil dikutip oleh Sueddeutsche Zeitung mengatakan bahwa UE tidak "membutuhkan ancaman atau provokasi baru," melainkan "sebuah kesepakatan yang adil."

Selain itu, Klingbeil memperingatkan bahwa Jerman tidak akan tinggal diam jika diskusi gagal. "Jika solusi yang adil tidak tercapai, kami harus mengambil langkah-langkah tegas untuk melindungi lapangan pekerjaan dan bisnis di Eropa," ujarnya, seraya menambahkan bahwa persiapan sudah dilakukan. "Tangan kami tetap terbuka, tetapi kami tidak akan menerima segala hal begitu saja," lanjutnya.

Klingbeil juga mengatakan bahwa Jerman akan mempercepat upaya untuk mendiversifikasi hubungan perdagangan globalnya.

Amerika Serikat merupakan pasar ekspor terbesar bagi Jerman. Pada 2024, Jerman mengekspor barang senilai 161 miliar euro (1 euro = Rp18.960) atau setara 188 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.221) ke AS, dengan surplus perdagangan mencapai hampir 70 miliar euro, menurut data pemerintah Jerman.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: