Rusia Tolak Ultimatum Gencatan Senjata AS, Konflik Ukraina Makin Panas

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 16 Juli 2025 | 15:49 WIB
Rusia Tolak Ultimatum Gencatan Senjata AS, Konflik Ukraina Makin Panas. (Foto/Dok Kremlin)
Rusia Tolak Ultimatum Gencatan Senjata AS, Konflik Ukraina Makin Panas. (Foto/Dok Kremlin)

BeritaNasional.com - Rusia secara tegas menolak ultimatum 50 hari dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kesepakatan gencatan senjata di Ukraina pada Selasa (15/7/2025). 

Dilansir dari Xinhua News pada Rabu (16/7/2025), ancaman Trump soal "tarif berat" juga ditolak mentah-mentah dan disebut sebagai hal yang tidak dapat diterima.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Ryabkov menegaskan bahwa Moskow sebenarnya mendukung jalur diplomatik untuk menyelesaikan konflik di Ukraina dan siap bernegosiasi. Namun, ia juga memberikan peringatan keras.

"Jika hal ini tidak ditanggapi dengan tepat, jika kita tidak dapat mencapai tujuan yang ditetapkan melalui diplomasi, maka operasi militer khusus akan terus berlanjut," tegasnya.

Ryabkov menambahkan bahwa posisi Moskow tidak akan goyah. 

"Kami berharap Washington dan NATO menanggapi hal ini dengan serius," katanya.

Di sisi lain, Presiden Trump pada hari yang sama membantah tuduhan sebelumnya bahwa dirinya mendorong Kiev untuk menyerang jauh ke wilayah Rusia. 

Ia menegaskan tidak memihak dalam konflik tersebut dan menyarankan Ukraina "tidak boleh menargetkan Moskow" dengan senjata jarak jauh.

Namun, hanya sehari sebelum klarifikasi tersebut, Trump sempat menyatakan di Ruang Oval bahwa Amerika Serikat akan mengirimkan senjata ke Ukraina melalui NATO. 

Ia juga mengancam akan mengenakan "tarif berat" yang menargetkan Rusia jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai dalam 50 hari. 

Trump bahkan menyebut bahwa beberapa sistem rudal Patriot pertama bisa tiba di Ukraina "dalam beberapa hari."

Kementerian Luar Negeri Rusia mengutuk pengiriman senjata tersebut, menyebutnya sebagai bukti bahwa negara-negara NATO tidak tertarik pada perdamaian. Sementara itu, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menjelaskan bahwa rujukan Trump tentang tarif sekunder 100 persen itu sebenarnya berarti "sanksi ekonomi."

Ukraina Perpanjang Status Perang

Bersamaan dengan ketegangan diplomatik ini, parlemen Ukraina pada Selasa telah menyetujui perpanjangan status perang dan mobilisasi militer negara tersebut selama 90 hari lagi, hingga 5 November. 

Para anggota parlemen juga menyepakati penarikan sementara dari Konvensi Ottawa, sebuah perjanjian internasional yang melarang penggunaan ranjau darat.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: