Gus Ipul Tegaskan Sekolah Rakyat sebagai Miniatur Pengentasan Kemiskinan Terpadu

BeritaNasional.com - Sekolah Rakyat Terintegrasi menjadi miniatur pengentasan kemiskinan yang memadukan berbagai program prioritas pemerintah.
Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyebutkan program ini mengintegrasikan layanan pendidikan dengan berbagai bantuan sosial dan pemberdayaan, seperti Cek Kesehatan Gratis (CKG), Makan Bergizi Gratis (MBG), Koperasi Merah Putih, hingga Program 3 Juta Rumah.
“Anaknya sekolah, orang tuanya diberdayakan. Bagi yang punya usaha, akan kita bantu. Kalau ingin meningkatkan keterampilan, kita bantu dengan pelatihan-pelatihan,” kata Gus Ipul saat kunjungan kerja di Sekolah Rakyat Terintegrasi 1 Cirebon Rabu (13/8/2025).
Pemberdayaan orang tua siswa dilakukan melalui bantuan modal, pelatihan, dan akses pasar melalui Koperasi Desa Merah Putih. Langkah ini diharapkan dapat memutus rantai kemiskinan secara terstruktur.
Perhatian Penuh pada Gizi dan Kesehatan Siswa
Sebelum memulai pelajaran, setiap siswa menjalani Cek Kesehatan Gratis (CKG). Dari 7.409 siswa yang diperiksa secara nasional, 52% di antaranya memerlukan penanganan lanjutan.
Masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan adalah penyakit gigi, kebugaran rendah, masalah telinga, dan kekurangan gizi.
“(Hasil CKG) ini pegangan kita, akan kita periksa, kita beri makan bergizi, kita bantu untuk perawatan giginya. Mudah-mudahan setahun yang akan datang anak-anak kita akan semakin sehat,” ujarnya.
Untuk menjamin asupan gizi, Sekolah Rakyat juga menjalankan Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Jika di sekolah umum program ini diberikan satu kali sehari, di Sekolah Rakyat, siswa mendapatkan jatah makan tiga kali sehari.
Selain itu, seluruh keluarga siswa juga terdaftar sebagai penerima PBI Jaminan Kesehatan, PKH, Program Sembako, dan ATENSI.
Bertekad Memutus Rantai Kemiskinan Antargenerasi
Gus Ipul menekankan bahwa program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak dari keluarga kurang mampu tidak harus mengikuti jejak pekerjaan orang tua mereka.
“Kalau bapaknya pemulung, anaknya tidak harus jadi pemulung. Kalau bapaknya tukang becak, anaknya tidak harus jadi tukang becak. Mari kita sukseskan program ini, di masa depan anak-anak dari keluarga tidak mampu akan menjadi anak-anak hebat,” tegasnya.
Di Cirebon, sekolah ini sudah mulai menunjukkan dampak positif. Rahman, salah satu guru, menyebutkan bahwa siswa yang awalnya sulit diatur kini mulai bisa mengikuti aturan. Sementara itu, seorang siswa bernama Naufal Azzam (8) mengaku senang belajar di Sekolah Rakyat.
Saat ini, 63 Sekolah Rakyat rintisan telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah sejak 14 Juli 2025. Pemerintah berencana membuka 159 Sekolah Rakyat pada Tahun Ajaran 2025/2026 dengan target 15.370 siswa, sebagai upaya konkret untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang lebih sejahtera.
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 12 jam yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
DUNIA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 4 jam yang lalu