40 Persen Pasar di Jakarta Memprihatinkan, Banyak Revitalisasi Mangkrak

Oleh: Lydia Fransisca
Kamis, 18 September 2025 | 16:42 WIB
Pasar tradisional (Foto/Pixabay)
Pasar tradisional (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pusat Koperasi Pedagang Pasar (Puskoppas) DKI menyoroti kondisi pasar tradisional di Jakarta yang dinilai memprihatinkan. 

Ketua Puskoppas Gusnal mengatakan, hampir separuh pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya berada dalam kondisi kumuh, becek, rawan banjir, hingga rawan kebakaran.

“Berdasarkan catatan kami, Pemda DKI memiliki 153 pasar yang dikelola Perumda Pasar Jaya. Dari jumlah itu, 146 pasar masih aktif operasional, sementara tujuh pasar lainnya telah dialihfungsikan," kata Gusnal dalam keterangannya, dikutip Kamis (17/9/2025).

"Jumlah pedagang tercatat sebanyak 110.480 orang. Namun, sekitar 40 persen pasar dalam kondisi sangat memprihatinkan,” tambah dia.

Menurutnya, lebih dari 42 persen pedagang dan tempat usaha sudah tidak aktif atau tutup. Puluhan ribu kios bahkan disebut telah dibatalkan oleh Pasar Jaya.

“Padahal pasar-pasar itu pada dasarnya dibangun dengan uang pedagang. Pihak developer yang membangun lalu menjual kepada pedagang, dan keuntungan justru dinikmati developer serta Pasar Jaya,” ujar Gusnal.

Gusnal menambahkan, penurunan aktivitas perdagangan semakin terasa sejak pandemi Covid-19. Pergeseran tren belanja ke platform daring memperburuk kondisi, membuat banyak pedagang merugi hingga bangkrut.

“Bahkan untuk membayar retribusi dan biaya lainnya saja banyak yang sudah tidak sanggup,” ucap Gusnal.

Ia pun menilai kondisi pasar yang tidak layak turut memperparah turunnya minat pengunjung. 

“Kebersihan yang buruk, lahan parkir sempit, lantai pasar becek, semrawut, semuanya menurunkan daya tarik masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional,” tegas Gusnal.

Selain itu, sejumlah proyek revitalisasi pasar disebut mangkrak bertahun-tahun. Gusnal mencontohkan Pasar Senen Blok 6 yang delapan tahun terbengkalai, Pasar Bendungan Hilir yang tujuh tahun tak selesai, serta Pasar Blok A Fatmawati yang penampungan sementaranya bahkan terbakar.

Puskoppas juga menyoroti pasar lain yang mangkrak seperti Pasar Cempaka Putih, Pasar Blok G Tanah Abang, hingga Pasar Lontar Kebon Melati.

“Pedagang kehilangan tempat berdagang dan tidak bisa lagi melanjutkan usaha. Situasi ini berlangsung bertahun-tahun tanpa kepastian,” tandasnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: