Temukan Jenis Sel Imun Baru, 3 Ilmuwan Raih Nobel Fisiologi-Kedokteran 2025

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 07 Oktober 2025 | 11:22 WIB
Tiga Ilmuwan Raih Nobel Fisiologi-Kedokteran 2025 (foto/nobelprize.org)
Tiga Ilmuwan Raih Nobel Fisiologi-Kedokteran 2025 (foto/nobelprize.org)

BeritaNasional.com -  Tiga ilmuwan dari Amerika Serikat dan Jepang meraih hadiah Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun 2025 atas penelitiannya di bidang sistem imunitas pada manusia. Hal ini diumumkan oleh Komite Nobel di Stockholm pada Senin (6/10/25) kemarin.

"Mary Brunkow, Fred Ramsdell, dan Shimon Sakaguchi dianugerahi Hadiah Nobel bidang Fisiologi atau Kesehatan tahun 2025 berkat temuan penting mereka terkait toleransi imun perifer yang mencegah sistem imun menyerang tubuh," demikian keterangan dari Komite Nobel, yang dikutip di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Dijelaskan bahwa ketiga pemenang Nobel Kesehatan tersebut berhasil menemukan jenis sel imun baru yang belum pernah diketahui sebelumnya, yang sekarang disebut sel regulator T. Sel ini dapat mengendalikan sel imun lain dan memastikan toleransi sistem imun manusia terhadap sel tubuh mereka sendiri.

"Penemuan penting mereka mengungkap rahasia tentang bagaimana sistem imun menyerang sel dan virus asing, tapi tanpa menyasar tubuh manusia," terang badan penghargaan dari Swedia itu.

Temuan ini dinilai amat penting untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana sistem imun manusia bekerja dan mengapa seseorang bisa mengalami kondisi autoimun sementara yang lainnya tidak, tambah Komite Nobel.

Penemuan mereka pun membantu pengembangan pengobatan medis baru untuk mengobati kanker dan penyakit autoimun, serta meningkatkan keberhasilan proses transplantasi organ di tubuh manusia.

Menurut Komite Nobel, Shimon Sakaguchi membuat temuan pertamanya dalam bidang tersebut pada tahun 1995, di mana ia mendapati adanya jenis sel imun baru yang melindungi tubuh dari penyakit autoimun.

Mary Brunkow dan Fred Ramsdell, dalam penelitian mereka terhadap tikus tahun 2001, kemudian menemukan mutasi gen penyebab penyakit autoimun yang menyerang jenis tikus tertentu namun tidak pada jenis lainnya. Mereka pun menemukan bahwa kondisi pada tikus yang mereka amati juga terjadi pada manusia.

Pada 2003, Sakaguchi berhasil membuktikan hubungan antara temuan pertamanya pada 1995 dengan temuan oleh Brunkow dan Ramsdell tersebut.

Komite Nobel menjelaskan, Shimon Sakaguchi saat ini adalah profesor di Osaka University Jepang, sementara Mary Brunkow aktif di Institute for Systems Biology di Seattle, dan Fred Ramsdell bekerja di Sonoma Biotherapeutics di San Francisco.

Hadiah tunai sebesar 11 juta krona Swedia (sekitar Rp19,4 miliar) akan dibagi rata kepada ketiga pemenang Nobel Fisiologi atau Kedokteran tahun ini.

Sumber: Antarasinpo

Komentar: