PBNU Tolak Atlet Israel Berlaga di Jakarta

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 10 Oktober 2025 | 04:00 WIB
Lambang PBNU. (Foto/Sinpo.id/NU Online)
Lambang PBNU. (Foto/Sinpo.id/NU Online)

BeritaNasional.com - Rencana kehadiran atlet senam Israel untuk berlomba di Indonesia dalam ajang Kejuaraan Dunia Senam Artistik 2025 menuai penolakan keras dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi menegaskan bahwa pemberian izin kepada atlet Israel untuk bertanding di Indonesia berpotensi memicu kegaduhan publik dan mencederai amanat konstitusi negara.

"Izin bagi atlet Israel bertanding di Tanah Air berpotensi menimbulkan kegaduhan publik dan mencederai amanat konstitusi kita. Indonesia sejak awal berdiri telah menegaskan menolak segala bentuk penjajahan di muka bumi," ujarnya yang dikutip dari Antaranews pada Kamis (9/10/2025).

Pria yang akrab disapa Gus Fahrur ini menekankan bahwa hingga saat ini Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.

Karena itu, menurut dia, tidak ada dasar maupun manfaat yang bisa diperoleh Indonesia dengan mengizinkan atlet Israel masuk dan berpartisipasi dalam ajang olahraga resmi.

"Kita tidak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Jadi tidak ada alasan, tidak ada manfaat apapun bagi kita untuk menerima mereka datang dan bertanding di Indonesia," tegasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa penolakan terhadap Israel dalam ajang olahraga internasional adalah rekam jejak sejarah yang konsisten bagi bangsa ini.

"Sejarah mencatat Indonesia pernah mundur dari kualifikasi Piala Dunia 1958, karena tidak ingin bertanding melawan Israel. Sikap itu menunjukkan konsistensi moral bangsa kita," ujarnya.

Penolakan PBNU terhadap kehadiran atlet Israel merupakan bentuk solidaritas dan dukungan penuh bangsa Indonesia terhadap perjuangan rakyat Palestina, yang hingga kini masih menghadapi agresi dan pendudukan.

Gus Fahrur menegaskan PBNU akan terus berdiri bersama rakyat Palestina.

"Dari dulu sampai sekarang, sikap kita jelas, menolak penjajahan, menolak penindasan, dan menolak segala bentuk normalisasi dengan penjajah," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: