PBB Alami Krisis Pendanaan untuk Operasi Kemanusiaan

BeritaNasional.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memperingatkan bahwa operasi kemanusiaan PBB saat ini berada di ambang kehancuran.
Peringatan keras ini disampaikan pada Rabu (15/10/2025) mengingat kebutuhan bantuan global yang kian membesar, sedangkan pendanaan untuk operasi PBB menyusut drastis.
Berbicara di Majelis Umum PBB dalam rangka Inisiatif UN80, Guterres menyerukan perubahan sistemik yang berani melalui "Humanitarian Reset."
"Memberikan bantuan yang lebih cepat, dengan biaya lebih rendah, dan dengan keandalan yang lebih tinggi kepada jutaan orang yang hidupnya bergantung pada kita di masa krisis," ujarnya yang dikutip dari Xinhua News pada Kamis (16/10/2025).
Menanggapi krisis pendanaan dan kebutuhan mendesak ini, PBB telah membentuk Pakta Kemanusiaan Baru. Ini adalah cetak biru enam poin yang melibatkan badan-badan kemanusiaan PBB untuk meningkatkan kualitas bantuan, memulihkan kepercayaan pada tindakan multilateral, dan memastikan setiap dolar yang disumbangkan memberikan dampak maksimal.
Pakta ini akan menjadi payung bagi Inisiatif Diplomasi Kemanusiaan Kolaboratif.
Menurut Guterres, inisiatif ini akan menyatukan sistem PBB melalui negosiasi yang terkoordinasi dan pesan yang terpadu, memastikan organisasi tersebut "berbicara dan bertindak sebagai satu kesatuan bagi mereka yang paling membutuhkan."
Guterres menguraikan beberapa langkah efisiensi konkret yang akan diambil
Pemangkasan Birokrasi: Menyederhanakan rencana, pertemuan, dan struktur respons kemanusiaan untuk memotong tumpang tindih koordinasi.
Integrasi Rantai Pasok: Menggabungkan rantai pasokan lembaga-lembaga utama PBB untuk pengadaan yang lebih hemat biaya, pengiriman barang bersama, dan logistik bersama di tingkat global maupun negara.
Penggunaan Layanan Umum: Mendorong peningkatan penggunaan fasilitas bersama, mulai dari ruang kantor, armada, hingga pengaturan keamanan.
"Segala sesuatu yang spesifik dari kegiatan suatu lembaga harus dikembangkan oleh lembaga itu sendiri, tetapi segala sesuatu yang umum harus dilakukan bersamaan dengan peningkatan efisiensi yang lebih besar dan pengurangan biaya yang signifikan," tegas Guterres.
Selain itu, PBB akan memperkuat kemampuan bersama dalam memanfaatkan data untuk aksi yang lebih cepat, lebih awal, dan lebih terarah.
Mereka juga akan menyelaraskan tanggung jawab untuk mengurangi duplikasi program di berbagai sektor seperti pangan, kesehatan, dan gizi.
Dalam konteks Inisiatif UN80, PBB menargetkan efisiensi dan pengurangan biaya lebih dari 15 persen dalam usulan anggaran rutin tahun 2026, dan sekitar 19 persen dalam pos-pos tertentu.
"Tujuannya jelas: untuk mengurangi duplikasi, memperkuat kualitas, dan menjaga pelaksanaan mandat sekaligus menanggapi seruan Negara-negara Anggota untuk efisiensi yang lebih besar," paparnya.
Situasi pendanaan memang sangat mengkhawatirkan. Juru bicara PBB pada hari Selasa mengungkapkan, PBB telah mengajukan permohonan dana kemanusiaan global sebesar lebih dari USD 45,3 miliar untuk tahun 2025.
Namun, hingga akhir September, baru USD 9,6 miliar (sekitar 21%) yang terkumpul sebuah penurunan mengejutkan lebih dari 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 6 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 19 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 21 jam yang lalu