Dukung Soeharto Dapat Gelar Pahlawan, NasDem Ungkit Kontribusi Pembangunan Bangsa
BeritaNasional.com - Partai NasDem mendukung pemberian gelar pahlawan untuk Presiden kedua Soeharto. Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI Viktor Bungtilu Laiskodat menilai Soeharto pantas mendapatkan gelar pahlawan atas jejak sejarah dan kontribusi terhadap pembangunan bangsa.
Menurutnya setiap tokoh bangsa yang memiliki jejak pengabdian patut diapresiasi. Maka itu, Viktor meminta masyarakat melihat rencana pemberian gelar pahlawan tersebut dengan arif dan tidak terjebak penilaian yang sempit.
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang arif menghargai pengabdian dan kontribusi tokoh terhadap bangsa dan negara. Setiap era memiliki tantangan dan keputusan besar yang diambil demi keberlangsungan negara. Dalam konteks itu, kita perlu menilai secara objektif peran Presiden Soeharto dalam membangun fondasi ekonomi dan menjaga stabilitas nasional," ujar Viktor dikutip dalam keterangannya, Selasa (28/10/2025).
Viktor mengatakan, pada masa kepemimpinan Soeharto, Indonesia mencapai sejumlah kemajuan signifikan di bidang ekonomi, infrastruktur dan pendidikan. Kepemimpinan nasional senantiasa meletakkan tujuannya demi menebar manfaat dan mewakafkan diri untuk bangsa dan negara.
"Tidak ada pemimpin yang sempurna. Setiap masa memiliki kelebihan dan kekurangannya. Yang penting adalah bagaimana kita mengambil pelajaran dari masa lalu untuk memperkuat nilai-nilai demokrasi, keadilan, dan kemanusiaan hari ini," kata Viktor.
Fraksi Partai NasDem DPR RI, lanjut Viktor, mendukung upaya pemerintah dan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan menganugerahkan gelar pahlawan nasional untuk Soeharto dengan berbagai pertimbangan yang arif dan bijaksana.
"Penetapan gelar pahlawan harus melalui pertimbangan komprehensif, bukan hanya dari sisi politik, tetapi juga moral, historis, dan kontribusi nyata terhadap bangsa," ujar Viktor.
Ia berharap, proses ini menjadi momentum bagi bangsa Indonesia untuk memperkuat rekonsiliasi sejarah dan menumbuhkan semangat kebangsaan yang inklusif.
"Kita perlu memandang masa lalu sebagai cermin. Dari sana, kita bisa melangkah dengan lebih dewasa dalam membangun masa depan," pungkasnya.

OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 18 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 16 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu







