Erdogan: Barat Terapkan Standar Ganda

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 18 April 2024 | 20:00 WIB
Erdogan nilai barat terapkan standar ganda  (Foto/Pixabay)
Erdogan nilai barat terapkan standar ganda (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengecam negara-negara Barat yang dituduhnya telah menerapkan standar ganda terkait konflik Iran-Israel. Dalam pidato yang disiarkan televisi setelah rapat Kabinet pada hari Selasa (16/4/2024), dia juga mengatakan pemerintah Turki akan melanjutkan upaya diplomatiknya untuk meredakan ketegangan di kawasan tersebut.

“Serangan Israel terhadap misi Iran di Damaskus yang melanggar hukum internasional dan Konvensi Wina, merupakan tindakan terakhir. Selain beberapa negara, tidak ada yang bereaksi terhadap sikap agresif Israel yang menginjak-injak praktik internasional,” tandasnya.

Dikutip dari VOA, Erdogan mengatakan, mereka yang tetap diam terhadap sikap agresif Israel segera mengecam balasan Iran ke Israel.

Menurutnya, tanggung jawab utama atas ketegangan di kawasan itu ada pada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Dia menambahkan, “Kami percaya bahwa pernyataan apa pun yang tidak mengakui kebenaran ini tidak akan ada gunanya bagi upaya untuk mengurangi ketegangan.”

Pemimpin Turki itu juga menuduh Netanyahu meningkatkan ketegangan untuk memperpanjang kehidupan politik dan masa jabatannya.

Sementara itu Menteri Luar Negeri Italia Antonio Tajani mendesak pengendalian diri dan deeskalasi di Timur Tengah ketika kelompok Tujuh Menteri Luar Negeri bertemu di pulau resor Italia, Capri.

Di bawah presidensi bergilir Italia, para pemimpin G7 diperkirakan akan mengeluarkan seruan terpadu kepada Israel untuk menahan diri setelah serangan akhir pekan oleh Iran yang melibatkan ratusan drone, rudal balistik, dan rudal jelajah yang ditembakkan ke arah negara Yahudi itu.

Tajani mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa negaranya mendukung solusi dua negara, namun prioritasnya saat ini adalah mendukung gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas.
 

 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: