Soroti Situasi di Timur Tengah, SBY: Perang Harus Diakhiri, Pemimpin Dunia harus Peduli

Oleh: Harits Tryan Akhmad
Minggu, 05 Mei 2024 | 19:09 WIB
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto/X/@SBYudhoyono)
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. (Foto/X/@SBYudhoyono)

BeritaNasional.com - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turut memberikan komentarnya mengenai situasi di Timur Tengah. Ia melihat ada secercah harapan baik yakni kehendak untuk mencari solusi damai antara Israel dan Hamas.

Hal itu diutarakan SBY dalam akun media sosial resmi X @SBYudhoyono pada Minggu (5/5/2024). Dia membaca adanya harapan terjadinya gencatan senjata penuju pengakhiran di perang Gaza secara lebih permanen.

“Menyimak perkembangan situasi di Timur Tengah minggu ini, ada secercah harapan baik. Harapan terjadinya gencatan senjata (cease fire) menuju pengakhiran perang di Gaza secara lebih permanen. Saya “membaca” ada kehendak, paling tidak kesediaan, dari pihak-pihak yang berperang secara langsung (Israel dan Hamas) juga dari pihak yang berada di belakang layar untuk mencari solusi damai,” kata SBY.

Diakui SBY, negosiasi untuk mencapai kesepakatan selalu rumit dan tidak mudah untuk dicapai. Ia bilang perlu upaya peace deal sering gagal dikarenakan masing-masing pihak memiliki ego serta ingin mendapatkan manfaat paling banyak.

“Tidak mudah pula untuk mencapai win-win solution. Belum kalau ada pihak ketiga yang ikut bermain sesuai dengan kepentingannya masing-masing. Karenanya, banyak contoh di seluruh dunia bahwa resolusi konflik berhasil karena pihak-pihak yang bersengketa mau “mundur satu langkah ke belakang”. Implementasi dari peace deal juga sangat rentan dan setiap saat bisa kandas,” jelas SBY.

“Hal ini saya kemukakan karena saya juga memiliki pengalaman yang panjang dalam upaya resolusi konflik di Indonesia, maupun ketika ikut menengahi sejumlah konflik antar negara,” tambah SBY.

Karena itulah, SBY berpendapat perang di Gaza harus segera diakhiri. Sehingga para pemimpin dunia harus peduli serta tidak bersikap abstain dalam mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza. 

“Saya berpendapat peperangan di Gaza harus segera diakhiri. Para pemimpin dunia harus peduli dan tidak bersikap abstain. Disamping tragedi yang terjadi di Gaza sudah melampaui batas kemanusiaan, korban jiwa juga sangat tinggi baik di pihak Israel, terlebih lagi di pihak Palestina yang jauh lebih besar,” tutur SBY.

SBY juga mengatakan bahwa bila ada pihak yang berpendapat dalam sebuah peperangan “collateral damage” (jatuhnya korban sipil dalam sebuah peperangan) tidak dapat dihindari, tetapi apa yang terjadi di Gaza sudah jauh melampaui batasan itu. 

“Sementara, kalau peperangan makin meluas dan membesar, yang “gelap” bukan hanya kawasan Timur Tengah. Hampir semua negara akan merasakan dampak buruknya, terutama jika dikaitkan dengan goncangan ekonomi global yang bakal terjadi,” jelas dia.

Selain itu, menurut SBY berhasil tidaknya upaya gencatan senjata menuju pengakhiran perang di Gaza bukan hanya ditentukan oleh Israel dan Hamas semata. Negara-negara yang secara de facto sudah terlibat dalam konflik (baik langsung maupun tidak langsung) juga memiliki peran dan pengaruh yang penting

“Ini sekaligus kita serukan kepada pihak-pihak yang terlibat untuk tidak hanya bersikukuh pada kepentingan nasional masing-masing, tetapi bangunlah kehendak yang baik untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang luar biasa ini. Prakarsa dari sejumlah negara yang berupaya dengan gigih untuk menghentikan peperangan di Gaza patut mendapatkan penghargaan dan dukungan secara internasional,” tandas SBY.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: