Kepala HAM PBB Minta Israel Hentikan Pembantaian di Tepi Barat

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 06 Juni 2024 | 08:00 WIB
Ilustrasi Israel terus menggempur Tepi Barat (Foto/Chronicle)
Ilustrasi Israel terus menggempur Tepi Barat (Foto/Chronicle)

BeritaNasional.com - Kepala Urusan Hak Asasi Manusia PBB Volker Turk meminta pasukan Israel untuk mengakhiri pembantaian di Tepi Barat. Sebelumnya, pasukan Israel pada Sabtu menembak mati Ahmed Ashraf Hamidat, 16, dan melukai Mohammed Musa Al Bitar, 17, di dekat kamp pengungsi Aqabat Jaber, Jericho.

Al Bitar meninggal keesokan harinya, menurut kantor hak asasi manusia.

Kematian mereka, bersama dengan pembunuhan empat warga Palestina lainnya oleh tentara Israel pada Senin, menjadikan jumlah warga Palestina yang terbunuh di Tepi Barat menjadi 505 orang sejak 7 Oktober.

“Seolah-olah peristiwa tragis di Israel dan kemudian Gaza selama delapan bulan terakhir belum cukup, masyarakat Tepi Barat yang diduduki juga menjadi sasaran pertumpahan darah yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan.

“Pembunuhan, perusakan dan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas tidak dapat diterima dan harus segera dihentikan,” imbuh Turk.

“Israel tidak hanya harus mengadopsi tapi juga menegakkan aturan keterlibatan yang sepenuhnya sejalan dengan norma dan standar hak asasi manusia yang berlaku,” kata dia.

Dikutip dari Anadolu, Rabu (5/6/2024), ia menekankan bahwa setiap tuduhan pembunuhan di luar hukum harus diselidiki secara menyeluruh dan independen dan mereka yang bertanggung jawab harus dimintai pertanggungjawaban.

“Impunitas yang meluas atas kejahatan semacam ini sudah menjadi hal yang lumrah sejak lama di Tepi Barat yang diduduki. Impunitas seperti itu telah menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya lebih banyak pembunuhan dan pembantaian di luar hukum yang dilakukan oleh pasukan Israel,” ujarnya.

Kantor tersebut mencatat bahwa tentara Israel sering menggunakan kekuatan mematikan sebagai upaya pertama terhadap pengunjuk rasa Palestina yang melemparkan batu, botol pembakar, dan petasan ke kendaraan lapis baja.

"Verifikasi kematian dan pemantauan mendalam terhadap lebih dari 80 kasus yang dilakukan oleh Kantor Hak Asasi Manusia PBB menunjukkan adanya pelanggaran yang konsisten terhadap hukum hak asasi manusia internasional mengenai penggunaan kekuatan oleh IDF melalui penggunaan kekuatan mematikan yang tidak perlu dan tidak proporsional serta peningkatan pembunuhan berencana yang ditargetkan," kata Turk.

Dia menambahkan, “Mereka juga menunjukkan penolakan sistematis atau penundaan bantuan medis kepada mereka yang terluka parah.”
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: