Israel Terus Gempur Gaza, Bisnis Starbucks Terdampak

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Kamis, 13 Juni 2024 | 21:00 WIB
Ilustrasi unjuk rasa Pro-Palestina di Starbucks (Foto/CNN Bussines)
Ilustrasi unjuk rasa Pro-Palestina di Starbucks (Foto/CNN Bussines)

BeritaNasional.com - Aksi boikot terkait Israel-Palestina memang berpengaruh negatif terhadap kopi Starbucks. Namun, ternyata bukan hanya itu masalah yang dihadapi raksasa waralaba kopi ini.

Di luar cabang-cabang gerai kopi Starbucks di Amerika Serikat, para pengunjuk rasa menggelar aksi menuntut gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Serangan Israel ke Gaza yang terus-menerus setidaknya mengakibatkan 36.170 orang tewas di seluruh Gaza.

Starbucks adalah satu dari merek asal Amerika Serikat yang menghadapi penolakan atau reaksi keras karena dituduh berafiliasi dengan Israel. Perusahaan waralaba kopi ini menyalahkan kesalahan informasi terhadap pandangannya setelah mengeluarkan pernyataan umum yang mengecam kekerasan di wilayah tersebut.

“Baik Starbucks maupun mantan pemimpin, presiden, dan CEO perusahaan, Howard Schultz, tidak memberikan dukungan finansial kepada pemerintah Israel dan/atau Angkatan Darat Israel dengan cara apa pun,” tulis Starbucks dalam pernyataan resminya pada Oktober 2023 setelah muncul protes.

Bulan lalu, komedian Youtube Danny Gonzales meminta maaf ke 6,5 juta pengikutnya setelah gelas Starbucks tidak sengaja muncul di salah satu videonya dan menuai protes.

Penjualan tahunan Starbucks merosot 1,8% secara global pada awal tahun 2024 akibat Israel terus menggempur Gaza dan melakukan genosida.

Bahkan AS, pasar terbesar dan terpenting Starbucks, penjualan di gerai kopi yang buka minimal satu tahun turun 3%. Angka ini merupakan penurunan terbesar dalam beberapa tahun di luar pandemi dan krisis ekonomi AS pada 2007-2009.

Dikutip dari BBC, sejumlah pelanggan perusahaan yang paling setia mengalami penurunan sebesar 4% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Sesuatu yang jarang terjadi.

Para pejabat eksekutif Starbucks cenderung tidak mengomentari topik boikot saat mendiskusikan penjualan, tetapi Sharon Zackfia, kepala konsumen di perusahaan manajemen investasi William Blair, mengatakan, “Kepala Anda pasti tenggelam dalam pasir kalau tidak merasa boikot punya dampak.”

Dalam rapat perusahaan baru-baru ini, CEO Starbucks, Laxman Narasimhan, mengakui penjualan mereka baru-baru ini mengecewakan

Kepala keuangan Starbucks, Rachel Ruggeri mengatakan perusahaan melihat tanda-tanda kebangkitan minggu ini dengan adanya pertumbuhan anggota yang aktif dalam program reward.

Perusahaan tidak berniat untuk mundur dari rencana ekspansinya, tetapi Ruggeri memperingatkan para investor bahwa tantangan-tantangan yang ada tidak akan hilang dengan cepat.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: