Rusia Sebut NATO Ciptakan Kekacauan di Eropa

Oleh: Panji Septo R
Jumat, 05 Juli 2024 | 22:00 WIB
Militer NATO hadir di dekat Rusia (Foto/Konrad)
Militer NATO hadir di dekat Rusia (Foto/Konrad)

BeritaNasional.com - Kementerian Luar Negeri Rusia memperingatkan adanya peningkatan kehadiran militer NATO di perbatasan negara itu, tidak akan dibiarkan begitu saja.

"Saya hanya dapat memastikan bahwa Rusia tidak akan membiarkan peningkatan militer NATO di perbatasan kami, yang mengancam keamanan Federasi Rusia," kata Wakil Juru Bicara Kemenlu Rusia Andrey Nastasyin.

Dengan mengutip persetujuan parlemen Finlandia terkait kesepakatan pertahanan yang mengizinkan AS mengakses 15 pangkalan militer di Finlandia, dia mengatakan, NATO meningkatkan kehadiran militernya di perbatasan Rusia.

Nastasyin juga mengomentari undangan menteri luar negeri Azerbaijan dan Armenia ke KTT NATO yang dijadwalkan akan digelar pada 9-11 Juli di Washington D.C.

Dia mengatakan, hal  itu contoh lain dari upaya AS untuk memperluas pengaruh destruktif mereka ke seluruh wilayah di dunia. Dengan adanya kelonggaran dari negara-negara lemah di Eropa, Washington berusaha memutuskan hubungan kerja sama Rusia dengan rekan-rekannya dan tetangganya.

"Negara-negara anggota NATO mencoba mengembangkan pendekatan mereka sendiri terhadap isu-isu regional. Pendekatan NATO ini telah berkali-kali membuahkan hasil yang buruk," ujarnya.

Dikutip dari Antara, Nastasyin juga menuding AS dan sekutu mereka di Eropa tidak puas dengan situasi di Ukraina dan mencoba menciptakan kekacauan di negara-negara tetangga.

"Mereka memasok senjata ke Armenia, mencoba membangun kembali sektor pertahanan negara itu dan melemahkan mekanisme keamanan di Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO)," katanya.

"Pada saat yang sama mereka mencoba mempengaruhi Baku. Ini meningkatkan ketegangan antara Azerbaijan dan Armenia, berdampak negatif terhadap dialog di antara kedua negara, dan memicu perlombaan senjata di kawasan," katanya.

Nastasyin berpendapat bahwa pendekatan tersebut ditujukan untuk memecah belah wilayah Kaukasus Selatan dan dapat memicu konsekuensi yang merusak.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: