Pengamat Amerika Serikat Tanggapi Kebijakan Joe Biden-Trump soal Imigran

Oleh: Tarmizi Hamdi
Senin, 08 Juli 2024 | 19:30 WIB
Capres AS sekaligus petahana Joe Biden saat bersama Barack Obama. (Foto/whitehouse.gov)
Capres AS sekaligus petahana Joe Biden saat bersama Barack Obama. (Foto/whitehouse.gov)

BeritaNasional.com - Pengamat kebijakan publik Amerika Serikat (AS) Elizabeth Vaquera menanggapi kebijakan yang akan diambil calon presiden (capres) sekaligus petahana Joe Biden dan Donald Trump jika terpilih nanti. 

Diketahui, petahana Joe Biden bakal melindungi imigran ilegal yang menikah dengan warga AS. Sementara itu, Donald Trump akan mendeportasi para imigran itu secara besar-besaran. 

Dilansir dari VOA Indonesia pada Senin (8/7), profesor sosiologi dan kebijakan publik di George Washington University tersebut mengatakan kebijakan antara Biden dan Trump sangat bertolak belakang.

Menurut dia, kebijakan Joe Biden itu tampak pro imigran. Hal tersebut sebagai salah satu sisi kemanuasiaan Joe Biden yang diberikan kepada mereka yang mengalami tekanan secara sosial.

“Biden memiliki niat yang sangat baik. Secara umum, kebijakannya tampak lebih pro imigran. Kita akan memasuki masa pemilu. Jadi, sekarang ini seperti apa yang perlu diberikan untuk meringankan berbagai tekanan yang mereka alami,” kata peneliti yang berfokus pada kelompok-kelompok rentan tersebut.

Sementara itu, Vaquera turut menanggapi sikap Donald Trump yang ingin melakukan deportasi besar-besar jika terpilih sebagai presiden AS.

Menurut dia, AS tidak tidak memiliki kapasitas untuk melakukan deportasi yang dicanangkan oleh Trump.

“Pembicaraannya terfokus pada upaya deportasi jutaan orang dan melibatkan Garda Nasional dengan melakukan penangkapan dalam skala besar dan mendirikan kamp-kamp sementara bagi orang-orang yang akan dideportasi. Saya rasa AS tidak mempunyai kapasitas untuk melakukan hal-hal itu.” tandasnya.

Sebelumnya, Presiden Amerika Joe Biden mengatakan beberapa imigran ilegal yang menikah dengan warga AS akan diizinkan mengajukan permohonan izin tinggal permanen tanpa harus meninggalkan Amerika melalui program pembebasan bersyarat yang baru.

“Pasangan-pasangan suami istri ini telah membesarkan keluarga, menyekolahkan anak-anak dan mengantar mereka ke gereja, membayar pajak, berkontribusi pada negara kita selama sepuluh tahun atau lebih,” ungkapnya yang dikutip dari laman VOA Indonesia pada Senin (8/7).

Langkah Biden ini dinilai sebagai kebijakan untuk memperbaiki persoalan melonjaknya jumlah imigran di perbatasan selatan hingga mencapai rata-rata harian 2.500 orang.

"Saya tidak tertarik bermain politik di perbatasan atau mengenai imigrasi. Saya tertarik untuk memperbaikinya,” ujarnya.

Penangguhan suaka tidak mencakup korban perdagangan orang, migran yang menghadapi keadaan darurat medis, atau anak-anak tanpa pendamping.

Sementara itu, Trump mengatakan rencana Biden untuk mereka yang menjadi pasangan warga negara AS adalah serangan langsung terhadap demokrasi Amerika.

“Ketika saya terpilih kembali, rencana amnesti ilegal Joe Biden akan dibatalkan dan dibuang pada hari pertama saya kembali menjabat,” ujar Trump.

Trump menjanjikan deportasi besar-besaran. Dia berkomitmen memulai deportasi besar di AS setelah dirinya dilantik sebagai presiden.

“Kami tidak punya pilihan. Sesaat setelah pelantikan saya, kita akan memulai operasi deportasi domestik terbesar di Amerika. Kita tidak punya pilihan karena ini tidak bisa dibiarkan,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: