Pemerintah Berhasil Turunkan Angka Kemiskinan dalam 10 Tahun Terakhir

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 26 September 2024 | 16:01 WIB
Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono. (Foto/Kemenkeu).
Wakil Menteri Keuangan II Thomas Djiwandono. (Foto/Kemenkeu).

BeritaNasional.com - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Thomas A. M. Djiwandono mengungkapkan pemerintah telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dalam 10 tahun terakhir. 

Hal itu dikatakan Thomas dalam Agenda Serentak Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi dan Kepala BPS Kabupaten/Kota se-Indonesia di Jakarta pada Rabu (25/9/2024).

“Capaian ini dilakukan melalui belanja perlindungan sosial dan program pemulihan ekonomi nasional yang efektif sebagai bantalan untuk menjaga kesejahteraan masyarakat, terutama kelompok miskin dan rentan,” kata Thomas dikutip dari laman resmi Kemenkeu, Kamis (26/9/2024).

Thomas menjelaskan pemerintah akan menjaga pertumbuhan ekonomi tahun 2025 tetap tinggi dengan inflasi yang tetap dijaga lebih rendah. Dalam APBN tahun 2025, proyeksi pertumbuhan ekonomi diperkirakan dapat mencapai 5,2 persen dan inflasi diproyeksikan dapat ditekan pada level 2,5 persen. 

Lalu, APBN 2025 juga diarahkan untuk mendukung pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia. Pemerintah memproyeksikan tingkat kemiskinan turun menjadi 7 sampai 8 persen. Kemiskinan ekstrem ditargetkan mencapai 0 persen. 

Sementara, tingkat pengangguran terbuka berada di kisaran 4,5 sampai 5 persen, serta rasio gini turun menjadi 0,379 sampai 0,382. 

“Belanja negara dalam APBN 2025 yang dialokasikan melalui belanja pemerintah pusat serta transfer ke daerah akan terus dilakukan peningkatan kualitasnya dengan prinsip spending better. Belanja negara juga akan diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Thomas.

Lebih lanjut, Thomas menjelaskan bahwa dalam APBN tahun 2025, kebijakan belanja Kementerian/Lembaga (K/L) merupakan bagian dari kebijakan belanja pemerintah pusat dan diarahkan agar semakin meningkat kualitasnya, di antaranya melalui pemanfaatan digitalisasi birokrasi, pemanfaatan belanja K/L sesuai dengan tema dan arah kebijakan rencana pemerintah, dan optimalisasi penggunaan produk dalam negeri. 

“Peningkatan kualitas belanja juga harus dilakukan melalui sinkronisasi belanja Kementerian/Lembaga dan belanja transfer ke daerah sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam pengalokasian anggaran,” kata Wamenkeu Thomas. 

Thomas menegaskan APBN 2025 bertujuan untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta disusun untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. APBN 2025 dijaga agar tetap sehat dan kredibel untuk mendukung reformasi struktural dalam rangka memperbaiki produktivitas dan daya saing ekonomi Indonesia. 

“APBN 2025 disusun di masa transisi pemerintahan dengan semangat keberlanjutan dan optimisme. APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan, serta mendukung transisi pemerintah yang efektif. Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, APBN 2025 akan menjadi instrumen utama dalam mengoptimalkan potensi perekonomian, sekaligus memperkuat daya saing dan produktivitas nasional,” ujar Thomas.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: