Strategi Menghadapi Ancaman Middle Income Trap di Indonesia: Meningkatkan Daya Saing Ekonomi Penting!

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 09 Oktober 2024 | 10:45 WIB
Ilustrasi Middle Income Trap. (BeritaNasional/Doc. Freepik)
Ilustrasi Middle Income Trap. (BeritaNasional/Doc. Freepik)

BeritaNasional.com -  Middle Income Trap saat ini menjadi tantangan utama bagi banyak negara berkembang, termasuk Indonesia. Fenomena ini terjadi ketika sebuah negara berpenghasilan menengah sulit meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi untuk mencapai status negara berpenghasilan tinggi.

Menurut World Development Report 2024: The Middle Income Trap yang dirilis oleh Bank Dunia pada Agustus 2024, Indonesia berada pada posisi berisiko terjebak dalam jebakan ini. Penyebab utamanya adalah stagnasi dalam transformasi ekonomi, terutama dalam hal peningkatan produktivitas dan inovasi.

Kurangnya investasi pada sumber daya manusia, terutama di bidang pendidikan dan keterampilan, serta ketergantungan pada investasi tanpa mengadopsi teknologi modern menjadi hambatan utama.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024 juga menunjukkan penurunan signifikan jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia, dari 57,33 juta jiwa pada 2019 menjadi 47,85 juta jiwa pada 2024.

Penurunan ini diperparah oleh dampak pandemi COVID-19, yang sangat memengaruhi sektor formal dan mengakibatkan banyak masyarakat kehilangan pekerjaan.

Untuk mengatasi ancaman ini, simak berbagai strategi untuk mengatasi ancaman Middle Income Trap, seperti dikutip dari Jobstreet by SEEK, Rabu (9/10/2024).

Strategi Menghadapi Ancaman Middle Income Trap di Indonesia

1. Investasi dalam Pendidikan dan Keterampilan Teknologi

Teknologi berkembang sangat cepat, dan dunia kerja menuntut keterampilan baru. Investasi dalam pendidikan berkelanjutan serta pelatihan teknologi sangat penting untuk mempercepat adaptasi tenaga kerja terhadap perubahan pasar.

Reskilling dan upskilling menjadi kunci agar tenaga kerja Indonesia bisa terus bersaing, baik secara lokal maupun global. Penguasaan bahasa asing dan teknologi adalah keterampilan yang perlu terus dikembangkan untuk meningkatkan daya saing di pasar global.

Gita Wirjawan, seorang edukator dan mantan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, menekankan pentingnya reskilling dan upskilling agar tenaga kerja Indonesia dapat mengikuti perkembangan ekonomi dan memberikan dampak positif pada pertumbuhan nasional.

2. Diversifikasi Ekonomi dan Pengembangan Sektor Industri Utama

Untuk mencegah ketergantungan pada industri tradisional, diversifikasi ekonomi sangat penting. Pengembangan sektor-sektor baru seperti manufaktur, pariwisata, dan hospitality bisa membuka peluang kerja yang lebih luas dan menciptakan ketahanan ekonomi. 

3. Dukungan Pemerintah dan Stabilitas Ekonomi

Kebijakan moneter dan fiskal yang tepat sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta dapat menciptakan ekosistem kerja yang lebih sehat. Dukungan pemerintah melalui kebijakan yang tepat akan membantu menstabilkan inflasi, menjaga defisit, dan mengurangi risiko lainnya. 

4. Peluang Kerja di Luar Pulau Jawa

Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya menciptakan peluang kerja baru di luar Pulau Jawa, terutama di tengah kemajuan teknologi. Dengan proyeksi bahwa sekitar 85 juta pekerjaan terancam hilang pada 2025 akibat otomatisasi, pembukaan lapangan kerja baru di wilayah luar Jawa menjadi sangat penting untuk pemerataan ekonomi nasional.

Strategi-strategi di atas penting untuk membantu Indonesia keluar dari potensi jebakan Middle Income Trap dan mencapai tujuan Indonesia Emas 2045 sebagai negara berpenghasilan tinggi.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: