Kamu Pernah Dejavu? Ini Penjelasan Dari Aspek Psikologi
BeritaNasional.com - Kamu pernah merasa dejavu?
Nah, istilah ini digambarkan sebagai perasaan apa yang dialami sekarang pernah terjadi pada masa lampau, meski orang tersebut tahu kalau dirinya sama sekali belum pernah mengalaminya. Berdasarkan aspek psikologi, ada sejumlah keyakinan mengenai apa faktor penyebab seseorang dapat mengalami dejavu.
Penyebab Seseorang Mengalami Dejavu
Hingga saat ini para ahli tidak dapat dengan mudah mempelajari dejavu. Terlebih lagi, pengalaman dejavu cenderung berakhir secepat dimulainya. Sensasinya mungkin begitu cepat berlalu sehingga jika seseorang tidak benar-benar menyadari apa yang baru saja terjadi.
Para ahli berkeyakinan kalau ada beberapa penyebab dejavu yang bervariasi. Sebagian besar setuju kalau fenomena ini kemungkinan berhubungan dengan memori dalam beberapa cara. Nah, berikut adalah beberapa teori penyebab dejavu dari para ahli berdasarkan sisi psikologi yang diterima secara luas:
1. Persepsi pikiran yang terpecah
Teori persepsi terpisah atau terpecah menunjukkan bahwa dejavu terjadi ketika seseorang melihat sesuatu di dua waktu yang berbeda. Pertama kali saat seseorang melihat sesuatu, dirinya mungkin melihatnya secara sekilas atau saat terdistraksi oleh hal lain. Nah, otak dapat mulai membentuk ingatan tentang apa yang dilihat bahkan dengan informasi terbatas yang didapatkan dari pandangan sekilas yang tidak lengkap. Jadi, otak mungkin benar-benar menerima lebih dari yang disadari.
Sebagai contoh, kamu sedang memandangi lereng bukit di tempat baru tanpa benar-benar melibatkan perhatian penuh. Hal ini mungkin membuatmu percaya bahwa kamu sedang melihatnya untuk pertama kali. Dengan kata lain, kurangnya perhatian penuh pada pengalaman saat pertama kali memandang sesuatu yang memasuki persepsimu, terasa seperti dua peristiwa berbeda. Tapi hal itu sebenarnya hanya satu persepsi lanjutan dari peristiwa yang sama.
2. Malfungsi sirkuit otak
Teori lain menunjukkan bahwa kondisi ini terjadi ketika otak mengalami gangguan atau malfungsi. Kondisi ini dapat dikatakan kalau otak sedang mengalami kerusakan listrik singkat. Serupa dengan apa yang terjadi selama serangan epilepsi. Nah, hal ini bisa terjadi sebagai semacam campuran ketika bagian otak yang melacak peristiwa saat ini, dan bagian otak yang menyimpan ingatan sama-sama aktif. Disfungsi otak jenis ini umumnya tidak memprihatinkan kecuali terjadi secara teratur.
Di sisi lain, beberapa ahli percaya jenis lain dari kerusakan otak dapat menyebabkan dejavu. Sebab, ketika otak menyerap informasi, biasanya otak akan mengikuti jalur tertentu dari penyimpanan memori jangka pendek ke penyimpanan memori jangka panjang. Teori tersebut menunjukkan bahwa terkadang ingatan jangka pendek dapat mengambil jalan pintas ke penyimpanan ingatan jangka panjang.
Hal ini dapat membuat seseorang merasa seolah-olah sedang mengingat kembali memori lama, bukan sesuatu yang terjadi di detik terakhir. Teori lain menawarkan penjelasan tentang pemrosesan yang tertunda.
3. Ingatan yang kembali muncul
Banyak ahli percaya bahwa dejavu juga berkaitan dengan bagaimana cara otak memproses dan mengingat sebuah memori. Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang peneliti dejavu dan profesor psikologi di Colorado State University, Amerika Serikat, telah membantu menghasilkan beberapa dukungan untuk teori ini.
Melalui pekerjaannya, dia menemukan bahwa dejavu dapat terjadi sebagai tanggapan atas peristiwa yang menyerupai sesuatu yang pernah dialami seseorang tetapi dirinya tidak ingat.
Itulah beberapa penyebab dejavu dari sisi psikologi. Jika kamu sering mengalaminya atau memiliki keluhan kesehatan mental, sebaiknya segeralah hubungi psikolog.
5 bulan yang lalu
DUNIA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu