Pakar Gizi Yakin Program Makan Bergizi Gratis Bisa Turunkan Stunting
BeritaNasional.com - Guru Besar Pangan dan Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ali Khomsan MS mengatakan, Program Makan Bergizi Gratis yang kini tengah diuji coba mampu menurunkan angka stunting dan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia.
“Ini nanti bisa diukur dampak jangka panjangnya, misalnya untuk anak-anak usia balita mungkin akan terjadi dampak positif penurunan stunting, pada anak-anak usia sekolah akan terjadi penurunan ketidakhadiran di kelas yang berdampak pada performa akademik,” katanya dikutip dari Antara.
Ali mengatakan, peningkatan gizi dapat terjadi apabila konsumsi makanan yang diterima merupakan makanan yang baik, berkualitas, dengan jumlah yang cukup, serta diberikan secara kontinu.
“Kita tahu bahwa Program Makan Bergizi Gratis ini menurut rencananya akan diberikan sepanjang tahun, mungkin seminggu lima hari sesuai dengan jam belajar, adanya program yang kontinu ini maka akan menjadi upaya perbaikan gizi masyarakat,” imbuhnya.
Program Makan Bergizi Gratis yang digagas Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan dimulai pada tahun 2025 dan merupakan bagian dari agenda prioritas.
Program tersebut menargetkan anak sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, dengan anggaran mencapai Rp71 triliun yang dikelola Badan Gizi Nasional (BGN).
Tujuannya untuk menyediakan makanan bergizi secara gratis, mengurangi angka kekurangan gizi, dan meningkatkan kesehatan dan membangun fondasi kecerdasan generasi muda sejak dini melalui asupan makanan bergizi.
“Resep atau menu yang disajikan dalam program ini tidak lepas dari pemahaman kita (ahli gizi) tentang konsumsi aneka ragam makanan yang dicerminkan oleh adanya nasi, sayur, lauk pauk, buah, dan susu,” ujar Ali.
Program Makan Bergizi Gratis akan menyasar 82,9 juta jiwa. Badan Gizi Nasional pun telah menetapkan bahwa Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan koperasi menjadi pemasok bahan pangan untuk program Makan Bergizi Gratis. Lalu, mereka juga akan membentuk satuan pelayanan gizi (SP).
SP itu akan menyebar ke seluruh desa dan kelurahan dengan skala pelayanan yakni 1 banding 3 ribu jiwa atau 1 satuan pelayanan gizi melayani tiga ribu jiwa yang di dalamnya mencakup siswa dari pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga SMA, ibu hamil dan menyusui, serta balita.
“Menu makanan itu bersifat standar, sesuai dengan porsi kebutuhan gizi anak-anak usia sekolah dari SD sampai SMA,” jelas Ali.
5 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 15 jam yang lalu
OLAHRAGA | 14 jam yang lalu
OLAHRAGA | 16 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 19 jam yang lalu
PERISTIWA | 13 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 17 jam yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu