Ekonom Minta Indonesia Tingkatkan Daya Saing Industri untuk Atasi Dampak Kemenangan Trump
BeritaNasional.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti mengatakan, Indonesia harus meningkatkan dan memperbaiki daya saing industri. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi kemenangan Donald Trump pada pilpres 2024.
Menurutnya, kemenangan Trump menjadi indikasi bagi AS untuk mengurangi impor dari negara-negara lain.
“Hal terpenting saat ini, Indonesia memperbaiki daya saing industri,” kata Esther dikutip dari Antara.
Mengingat kepemimpinan Trump pada periode sebelumnya, Esther mewaspadai kemungkinan naiknya tarif impor dari negara lain ke Amerika Serikat (AS).
Terlebih, Trump mengusung kebijakan ‘American First’ yang lebih mengutamakan perekonomian domestik daripada asing.
Oleh karena itu, terang Esther, Pemerintah Indonesia disarankan untuk memperkuat industri dalam negeri guna meredam efek kebijakan Trump nantinya.
Rekomendasi yang senada juga diungkapkan oleh ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios) Nailul Huda. Dia meminta Pemerintah Indonesia untuk memperkuat ekonomi domestik guna mengantisipasi efek kemenangan Trump.
Pasalnya, Trump mempunyai hubungan yang kurang harmonis dengan China yang berdampak pada timbulnya perang dagang. Kondisi itu menghambat permintaan barang dari negara lain untuk masuk ke dua negara tersebut.
Efeknya, produk Indonesia bisa makin tertekan, termasuk produk tekstil. Tekanan ini bisa berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi dari sisi perdagangan luar negeri yang tertahan.
Oleh sebab itu, Pemerintah Indonesia juga perlu mencari pangsa pasar ekspor alternatif selain pasar tradisional. Huda merekomendasikan pasar di Timur Tengah sebagai alternatif bagi Indonesia.
“Pangsa pasar ekspor negara Timur Tengah bisa menjadi opsi bagi produk ekspor kita,” tutur dia.
4 bulan yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
POLITIK | 18 jam yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 19 jam yang lalu